Kapasitas paru-paru total mengacu pada jumlah maksimum udara yang dapat ditampung oleh paru-paru seseorang, sekitar empat hingga enam liter (4000 hingga 6000 cm3) untuk rata-rata manusia. Hanya sepertiga dari kapasitas ini yang digunakan selama aktivitas normal, tetapi fraksi ini meningkat selama aktivitas berat ketika tubuh membutuhkan lebih banyak oksigen. Rata-rata, laki-laki memiliki kapasitas 20-25% lebih tinggi daripada perempuan, dan individu tinggi memiliki kapasitas lebih besar daripada orang pendek.
Paru-paru manusia memungkinkan respirasi. Ketika udara dihirup, paru-paru mengekstrak oksigen dan mentransfernya ke darah di mana oksigen kemudian dibawa ke sel. Darah memasok sel dengan oksigen dan mengumpulkan karbon dioksida, limbah yang dihasilkan dari fungsi sel. Karbon dioksida kemudian dibawa kembali ke paru-paru di mana ia dihembuskan.
Mereka yang tinggal di dataran tinggi juga memiliki kapasitas paru-paru yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang tinggal di permukaan laut. Ini karena udara kurang padat di ketinggian, dan dengan demikian konsentrasi oksigen lebih rendah. Oleh karena itu, paru-paru harus menghirup volume udara yang lebih besar untuk mengekstraksi jumlah oksigen yang sama daripada di permukaan laut.
Kapasitas paru total (TLC) diukur dengan menjumlahkan Volume Cadangan Inspirasi (IRV), Volume Tidal (Vt), Volume Cadangan Ekspirasi (ERV), dan Volume Residual (RV) untuk menghasilkan rumus, TLC=IRV + Vt + ERV + RV. Volume Tidal adalah jumlah udara yang dihirup atau dihembuskan secara normal. Volume Cadangan Inspirasi adalah jumlah udara tambahan yang dapat dihirup untuk memenuhi paru-paru. Volume Cadangan Ekspirasi adalah jumlah udara tambahan yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi normal. Nilai-nilai ini diukur dengan spirometer. Ada sejumlah udara yang tidak dapat dihembuskan dalam keadaan apa pun. Ini adalah Volume Residu dan diukur dengan tes fungsi paru lainnya.
Penting untuk menjaga paru-paru tetap sehat karena semua sel membutuhkan oksigen untuk berfungsi. Asap rokok mengurangi kapasitas paru-paru dengan menyebabkan penyakit paru-paru. Salah satu penyakit tersebut adalah emfisema yang merusak alveolus – kantung udara di dalam paru-paru tempat berlangsungnya pertukaran oksigen dan karbon dioksida. Akibatnya, paru-paru kehilangan elastisitas dan tidak mampu meregang dengan baik, sehingga mengurangi jumlah udara yang bisa dihirup. Asma, penyakit yang menyebabkan radang paru-paru, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), kombinasi bronkitis kronis dan emfisema, juga menurunkan kapasitas total paru-paru.