Orang yang didiagnosis dengan bulimia nervosa sering mengambil bagian dalam episode pesta makan yang diikuti dengan penggunaan obat pencahar yang berlebihan atau muntah yang diinduksi sendiri. Gangguan makan ini mungkin memerlukan intervensi bulimia yang dilakukan oleh profesional berlisensi. Seorang terapis bulimia sering bekerja untuk menentukan penyebab emosional dan psikologis yang mendasari bulimia. Terapis juga dapat mengatasi efek bulimia pada perasaan diri seseorang, hubungan antar pribadi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Bantuan bulimia dapat diberikan dengan penggunaan beberapa terapi yang berbeda, termasuk analisis perilaku, terapi kognitif dan terapi berbasis keluarga.
Bulimia nervosa adalah gangguan makan yang biasanya menimpa remaja putri. Hal ini sering ditandai dengan episode pesta makan, diikuti oleh pembersihan yang mungkin melibatkan pencahar berlebihan atau muntah yang diinduksi sendiri. Kedua peristiwa tersebut sering terjadi secara pribadi, karena orang dengan gangguan tersebut sering merasa malu dan malu dengan perilaku mereka. Sebagai hasil dari pemikiran kognitif yang terlibat, mengobati bulimia mungkin merupakan proses yang intens dan panjang.
Seseorang yang berusaha memberikan dukungan bulimia sering dikenal sebagai terapis bulimia. Orang ini dapat bekerja di klinik rawat jalan, lingkungan residensi di mana pasien tinggal untuk jangka waktu tertentu atau dalam praktik pribadi. Terapis bulimia dapat berkolaborasi dengan tim profesional, termasuk dokter, ahli gizi, dan pekerja sosial. Pasien mereka cenderung sangat beragam dalam hal usia, etnis, status keluarga dan pendidikan, sehingga terapis mungkin perlu dipersiapkan untuk berkomunikasi dengan kelompok yang beragam.
Tugas pertama dari banyak terapis bulimia adalah membangun hubungan dengan setiap pasien berdasarkan rasa saling menghormati dan pengertian. Ini mungkin bertepatan dengan penilaian pasien dan dimulai tanpa rencana perawatan awal. Setelah itu, terapis mungkin mulai mengungkap penyebab bulimia yang sebenarnya. Ini biasanya terjadi melalui percakapan umum, dan terapis dapat membuat rencana perawatan berdasarkan percakapan tersebut. Rencana mungkin berhubungan dengan membangun citra tubuh yang lebih sehat, mempelajari mekanisme koping baru untuk stres dan menghilangkan perasaan malu dan bersalah.
Seorang terapis bulimia juga dapat mengeksplorasi bagaimana penyakit tersebut berdampak pada perasaan diri pasien, hubungan antar pribadi dan kemampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Terapis dapat menggunakan berbagai alat selama sesi konseling, termasuk jurnal pribadi untuk pasien atau rencana makan yang dibuat secara individual. Terapis bulimia juga dapat mengajari pasien teknik relaksasi atau penghilang stres untuk membantu mereka mengembangkan gaya hidup yang lebih sehat.
Selain alat, terapis gangguan makan dapat menggunakan bentuk terapi khusus yang dilakukan dalam pengaturan individu atau kelompok. Yang umum di antaranya adalah analisis perilaku, terapi kognitif, dan terapi berbasis keluarga. Dengan analisis perilaku, terapis dapat menciptakan sistem penghargaan dan reaksi untuk melawan kecenderungan bulimia. Terapi kognitif dapat digunakan untuk memeriksa pikiran, keyakinan, dan nilai-nilai yang mengarah pada bulimia. Terapi keluarga seringkali merupakan cara untuk mendidik anggota keluarga dan menggalang dukungan mereka untuk pasien.
Gelar master di bidang ilmu perilaku sering dibutuhkan bagi seseorang yang ingin menjadi terapis bulimia, meskipun beberapa pemberi kerja mencari kandidat pasca-doktoral. Penekanan pendidikan mungkin perlu pada gangguan makan, dan persyaratan perizinan lokal atau nasional yang sesuai harus dipenuhi. Contoh tugas pekerjaan terapis bulimia mungkin termasuk berpartisipasi dalam sesi konseling individu dan kelompok, melakukan penilaian pada klien dan keluarga, merencanakan pengobatan dan pemulangan dan mendokumentasikan dalam grafik pasien semua informasi yang relevan dan tindakan yang diambil.