Apa yang Dilakukan Teknisi Bukti?

Bekerja sebagai teknisi barang bukti biasanya melibatkan pekerjaan di dalam departemen kepolisian. Ketika polisi mengumpulkan bukti dari TKP, orang-orang ini bertanggung jawab untuk menyimpan dan mengaturnya sampai bukti digunakan di pengadilan. Seorang teknisi bukti memiliki enam tugas pekerjaan utama. Ini termasuk menyortir barang, memproses bukti, menyiapkan bukti untuk pengadilan, muncul di pengadilan bila diperlukan, melepaskan dan mengaudit bukti, dan memesan persediaan.

Setiap kali polisi membawa barang bukti dari TKP, hal pertama yang biasanya dilakukan teknisi barang bukti adalah menyortir setiap barang. Saat ini, dia akan menyimpan barang-barang yang tidak perlu dianalisis di kantor polisinya. Barang lain yang memerlukan analisis lab biasanya akan dikirim ke lab kriminal. Misalnya, jika darah ditemukan di baju di TKP, teknisi barang bukti akan sering mengirimkannya untuk dianalisis. Dalam hal ini, dia akan mengangkut barang itu sendiri atau meminta anggota lain dari departemen kepolisian untuk melakukannya.

Setelah barang disortir, teknisi barang bukti akan memproses barang bukti. Ini biasanya melibatkan perekaman data ke komputer sehingga dapat ditinjau di lain waktu. Setelah ini, dia akan mengatur setiap item ke lokasi tertentu di dalam departemennya. Praktik ini memungkinkan teknisi barang bukti atau anggota polisi lainnya dengan cepat menemukan barang saat dibutuhkan. Akibatnya, pekerjaan ini menuntut seseorang untuk memiliki keterampilan organisasi yang cukup besar.

Tugas penting lainnya adalah menyiapkan bukti untuk pengadilan. Setiap kali sebuah kasus diadili, teknisi bukti perlu menemukan setiap item dan menyiapkannya untuk menjalani hari persidangan. Dalam beberapa kasus, teknisi bukti juga akan muncul di pengadilan dan memberikan bukti juga. Pada saat ini, dia mungkin diminta untuk menjawab pertanyaan tentang barang bukti.

Bersamaan dengan ini, sebagian besar teknisi bukti perlu merilis dan mengaudit bukti secara berkala. Misalnya, ketika barang curian berakhir di kantor polisi dan kemudian diidentifikasi oleh pemiliknya yang sah, teknisi barang bukti bertanggung jawab untuk membebaskannya. Ketika barang dianggap tidak dapat dikembalikan, terserah dia untuk membuangnya sesuai dengan peraturan polisi.

Selain itu, banyak teknisi juga bertanggung jawab untuk terus memesan persediaan. Untuk menjaga agar departemen bukti memiliki persediaan yang memadai, penting bagi teknisi bukti untuk melacak inventaris. Misalnya, dia mungkin perlu mengisi kembali peralatan forensik atau kantong plastik untuk menyimpan barang bukti. Praktik ini membuat departemen bukti berjalan dengan lancar.