Seorang penembak ekor mengoperasikan senjata paling belakang pada pesawat militer. Melindungi pesawat dari serangan dari belakang, penembak ekor menembak ke arah pesawat musuh yang mendekat dan memperingatkan penembak lain tentang ancaman yang mendekat dari belakang. Biasanya dilengkapi dengan dua, senapan mesin kaliber .50 atau senapan Gatling listrik, penembak ekor memiliki daya tembak yang cukup untuk menggagalkan sebagian besar ancaman. Keakuratan meriam yang dipasang di ekor begitu hebat sehingga banyak pilot tidak ingin menggunakan pesawat yang dilengkapi dengan meriam seperti itu. Pada misi pengeboman, posisi tail gun juga mencatat keberhasilan dan ketepatan pengeboman saat pesawat melaju menjauhi sasaran.
Sebuah pesawat biasanya paling rentan dari belakang karena pilot biasanya memiliki pandangan yang sedikit atau tidak sama sekali untuk mendekati pesawat dari belakang. Dengan menempatkan penembak ekor di bagian belakang pesawat, pesawat yang menyerang harus menghadapi rentetan peluru jika mereka berusaha menjatuhkan pesawat dengan serangan belakang. Tidak seperti penembak pinggang yang harus memperhitungkan timah untuk membidik pesawat yang bergerak cepat, penembak ekor mampu menembak langsung ke pesawat yang mendekat, menghasilkan rasio hit and kill yang jauh lebih baik.
Posisi tail gunner juga bertanggung jawab untuk memperingatkan anggota awak lainnya dari setiap pesawat atau formasi pesawat yang mendekati pesawat dari belakang. Peringatan lanjutan dari penembak yang menghadap ke belakang ini memungkinkan kru untuk menyiapkan senjata mereka dan waspada terhadap serangan yang akan datang. Berdasarkan memiliki pandangan terbaik dari target saat pesawat keluar dari area target, penembak ekor mencatat serangan bom, memperkirakan kerusakan pada target dan sering mengambil foto area target. Foto dan laporan ini biasanya digunakan untuk menentukan persyaratan serangan balasan pada target.
Sayangnya, posisi tail gunner juga merupakan posisi yang sangat rentan karena pesawat yang mendekat dapat menembak langsung ke bagian belakang pesawat. Karena tidak memiliki lapisan pelindung yang berat, penembak ekor sering menjadi salah satu korban pertama dalam awak pesawat. Hal ini juga berlaku ketika sebuah pesawat terkena tembakan darat atau kru terpaksa menyelamatkan diri karena alasan apa pun. Posisi sempit di bagian ekor pesawat seringkali menyulitkan atau tidak memungkinkan bagi penembak belakang untuk melarikan diri melalui palka belakang. Yang paling sulit adalah melarikan diri dari pesawat yang berputar datar karena kelembaman membuat hampir tidak mungkin bagi penembak untuk keluar dari pesawat.