Apa yang dilakukan Petani Organik?

Seorang petani organik menghasilkan sayuran, buah, tanaman sereal, atau ternak tanpa menggunakan pupuk kimia, pestisida, atau herbisida. Dalam hal ternak, pakan organik bersertifikat harus digunakan, dan hormon sintetis atau bahan tambahan makanan umumnya dilarang. Selain menanam, merawat, dan memanen tanaman, seorang petani organik harus mengoptimalkan produktivitas biologis tanah, dan secara hati-hati memantau pemilihan lokasi, kondisi tanah, dan kesehatan ternak. Agar sukses secara finansial, petani organik perlu mempertahankan sertifikasi dan memasarkan produknya secara strategis.

Pertanian organik dimulai dan diakhiri dengan tanah. Seorang petani organik memandang tanah sebagai mitra hidup dalam pertanian, dan bekerja untuk melindungi dan menjaga kelangsungan hidup tanah. Ini dapat berupa pengomposan, penanaman pendamping, mulsa, dan pemantauan populasi cacing tanah secara cermat. Petani organik memberi makan tanah dengan pupuk kandang, kompos, dan bahan organik lainnya, dan menjaga penutup tanah dan tingkat kelembaban untuk mencegah erosi air dan angin.

Setiap aspek pertanian organik harus memenuhi kriteria yang ketat. Misalnya, ketika memilih benih tanaman, seorang petani organik harus memverifikasi bahwa benih tersebut berasal dari stok organik bersertifikat. Ini mungkin berarti menyimpan benih dari tahun sebelumnya, atau membeli dari sumber tepercaya. Selain itu, ketika memilih varietas tanaman untuk ditanam, atau pembiakan ternak untuk dipelihara, seorang petani organik harus mempertimbangkan tidak hanya margin keuntungan dan produktivitas, tetapi juga ketahanan terhadap penyakit dan hama serta kesehatan reproduksi.

Untuk melabeli produk secara legal sebagai organik, seorang petani organik harus mempertahankan sertifikasi dengan badan pemerintahan setempat. Standar organik tidak dapat diterapkan secara universal, karena setiap negara memiliki pertimbangan tanah dan iklimnya sendiri. Untuk itu, petani organik yang membudidayakan produk untuk tujuan ekspor perlu memenuhi standar negara tujuan selain peraturan di negara asalnya. Beberapa negara, seperti Amerika Serikat dan Kanada, memiliki perjanjian kesetaraan untuk menyederhanakan perdagangan.

Selain menghasilkan tanaman dan ternak yang berkualitas, petani organik harus merancang strategi pemasaran yang cermat. Diperkirakan bahwa operasi organik 25-30% lebih padat karya daripada praktik pertanian standar, dan untuk mencapai pengembalian finansial tepat waktu, petani organik perlu memasarkan produk mereka dengan tepat kepada konsumen sasaran. Pasar koperasi, toko makanan kesehatan, dan supermarket khusus lebih mungkin menjadi vendor daripada toko diskon besar. Seiring meningkatnya permintaan, pertanian organik menjadi lebih layak secara ekonomi, sehingga petani organik juga harus menjadi pendukung vokal yang efektif untuk gerakan organik.