Apa yang Dapat Saya Harapkan Setelah Diagnosis Myeloma?

Myeloma adalah kanker yang mempengaruhi jenis sel darah yang disebut sel plasma, menyebabkan gejala seperti kadar kalsium tinggi, masalah ginjal, dan lesi tulang. Kanker ini juga dikenal sebagai penyakit Kahler, multiple myeloma, dan plasma cell myeloma. Diagnosis myeloma sering diikuti oleh proses yang disebut stadium kanker, yang dapat melibatkan tes darah, x-ray, magnetic resonance imaging (MRI), dan x-ray computed tomography (CT-scan). Stadium kanker dilakukan setelah diagnosis myeloma untuk menentukan salah satu dari tiga stadium penyakit yang diderita pasien tertentu, dinilai dari stadium I, yang merupakan penyakit awal, hingga stadium III, yang lebih lanjut. Setelah tingkat penyakit ditentukan, berbagai pilihan pengobatan dapat direkomendasikan, seperti obat kemoterapi, transplantasi sumsum tulang, transplantasi sel induk, atau terapi radiasi.

Dua tes darah sering dilakukan setelah diagnosis myeloma untuk menentukan stadium penyakit. Tes ini adalah tes albumin darah, yang dapat digunakan untuk menentukan apakah ada kerusakan ginjal, dan tes mikro globulin Beta-2, yang digunakan untuk menentukan bagaimana sel plasma terpengaruh. CT scan, yang memberikan gambar x-ray tulang yang rinci, dan MRI, yang juga memberikan gambar rinci dari jaringan internal, kadang-kadang dilakukan setelah diagnosis myeloma untuk menentukan sejauh mana lesi tulang.

Sistem Staging Internasional (ISS) sering digunakan setelah diagnosis myeloma. Pementasan penyakit dilakukan untuk menentukan perawatan apa yang dapat direkomendasikan dan untuk membantu memprediksi kelangsungan hidup pasien. Pasien dengan myeloma stadium I memiliki sedikit gejala tanpa kerusakan tulang dan kadar kalsium yang biasanya normal. Untuk pasien ini, dokter terkadang merekomendasikan apa yang disebut menunggu dengan waspada, yang tidak melibatkan perawatan medis tetapi pemeriksaan rutin. Kelangsungan hidup rata-rata lebih dari lima tahun untuk pasien dengan stadium I myeloma.

Pada myeloma stadium II terdapat lebih banyak sel kanker, dan kelangsungan hidup rata-rata hanya lebih dari empat tahun. Pasien dengan myeloma stadium III memiliki lesi tulang lanjut, anemia, dan tingkat kalsium yang tinggi dan kelangsungan hidup rata-rata hanya lebih dari dua tahun. Berbagai jenis perawatan dapat direkomendasikan setelah diagnosis myeloma untuk pasien stadium II dan III. Kemoterapi kombinasi, yang melibatkan penggunaan beberapa obat, radiasi yang ditargetkan, dan transplantasi sel induk atau sumsum tulang dapat menjadi bagian dari pengobatan. Perawatan ini dapat memperlambat penyakit, atau menyebabkan remisi kanker, tetapi juga dapat memiliki efek samping yang parah, seperti rambut rontok, mual, dan muntah.