Apa Tanda-Tanda Kerusakan Otak Kiri?

Otak manusia adalah organ yang kompleks, dan ketika rusak, banyak fungsi tubuh akan terpengaruh. Tanda-tanda kerusakan otak kiri termasuk masalah dengan berbicara, menulis, kognisi dan memori. Masalah emosional dan fisik juga dapat terjadi, dengan tanda-tanda fisik umumnya dialami di sisi kanan tubuh.
Otak terbuat dari dua sisi, atau belahan. Di dalam masing-masing, ada daerah yang lebih kecil yang mengontrol tubuh dan semua fungsinya. Otak yang sehat menjaga fungsi-fungsi ini bekerja dengan lancar, seperti mesin yang diminyaki dengan baik. Pada otak normal, otak kanan mengontrol sisi kiri tubuh sedangkan otak kiri mengontrol sisi kanan.

Kerusakan otak kiri dapat mempengaruhi area Broca dan Wernicke. Area Broca mengontrol ucapan, sedangkan pemahaman dan persepsi bahasa dikendalikan oleh area Wernicke.

Salah satu penyebab utama kerusakan otak adalah stroke, yang terjadi ketika otak kekurangan darah. Tanpa suplai darah yang tepat, kerusakan pada satu atau lebih area otak dapat terjadi. Relai saraf sering terpengaruh, menghasilkan banyak gejala serius.

Kerusakan di sisi kiri otak dapat menyebabkan masalah dengan penglihatan di sisi kanan. Dalam pengabaian visual, separuh bagian kanan dari segala sesuatu yang terlihat hilang, tetapi otak tidak memiliki kemampuan untuk memproses fakta bahwa hanya separuh penglihatan yang terjadi.

Memori dan kognisi juga dapat terpengaruh. Dalam kebanyakan kasus, demensia vaskular terjadi karena tidak adanya aliran darah yang sesuai menyebabkan kerusakan. Tanda-tandanya mirip dengan penyakit Alzheimer, dan masalah dengan kognisi memengaruhi kemampuan untuk terlibat dalam pemecahan masalah. Memori jangka panjang dan jangka pendek dapat terpengaruh.

Kerusakan otak kiri juga dapat mempengaruhi emosi. Lobus frontal, yang membantu mengatur emosi, membentang di bagian depan kedua sisi otak. Depresi, kecemasan, dan ledakan emosi yang tidak beralasan dapat terjadi.

Mengobati kerusakan otak bisa jadi sulit, tergantung pada tingkat keparahan dan penyebabnya. Banyak kerusakan fisik seringkali permanen, tetapi banyak masalah yang terjadi dapat diperbaiki melalui terapi fisik. Mempelajari cara mengakomodasi perbedaan visual, meningkatkan rentang gerak, dan latihan ringan umum dapat digunakan untuk membantu pasien terbiasa dengan perubahan yang terjadi akibat kerusakan otak.

Pasien juga dapat diajarkan bagaimana membuat penyesuaian dalam kehidupan sehari-hari ketika ada masalah dengan kognisi, persepsi, berbicara, menulis, dan aktivitas lainnya. Ada terapi khusus, seperti terapi wicara, yang dirancang untuk membantu setiap masalah ini. Meskipun pasien mungkin tidak akan pernah kembali ke titik sebelum kerusakan terjadi, dia setidaknya dapat berusaha untuk dapat berkomunikasi dan memproses informasi dengan lebih baik.