Sifat-sifat seng bervariasi tergantung pada konteksnya. Secara fisik, seng memiliki sifat yang mirip dengan logam terkait lainnya pada tabel periodik, seperti besi. Kuningan adalah paduan lunak yang terbuat dari seng dan tembaga. Secara kimia, seng memiliki sifat yang sama dengan unsur golongan 12 lainnya dan cukup reaktif. Secara biologis, sifat seng berperan penting dalam metabolisme, karena banyak enzim yang menggunakan seng.
Seng muncul sebagai logam dengan warna perak atau putih kebiruan. Itu bisa mengkilat, tetapi banyak grade memiliki hasil akhir yang kusam. Pada suhu sehari-hari, salah satu sifat seng adalah kerapuhan. Ini berarti bahwa ketika seng diregangkan atau dikompresi, ia cenderung pecah daripada berubah bentuk. Meskipun berat atom seng lebih berat daripada besi, ia kurang padat dan, oleh karena itu, terasa lebih ringan.
Paduan umum yang terbuat dari seng adalah kuningan. Kuningan dibuat dengan mencampur seng dan tembaga, biasanya dengan lebih banyak tembaga daripada seng. Itu muncul sebagai logam mengkilap dengan warna emas atau kuning. Ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan kontak gesekan rendah antara permukaan. Kuningan cenderung membunuh kuman, sehingga gagang pintu kuningan sering digunakan di rumah sakit untuk meningkatkan sanitasi. Itu juga digunakan secara luas untuk membuat alat musik.
Sifat kimia seng mirip dengan unsur golongan 12 lainnya seperti kadmium dan merkuri. Seperti unsur-unsur lain ini, seng memiliki titik leleh dan titik didih yang relatif rendah. Seng agak reaktif, artinya akan bereaksi secara kimia dengan udara dan air. Ketika seng murni terkena atmosfer, ia akan bereaksi dengan karbon dioksida untuk membentuk lapisan pelindung seng karbonat. Sifat kimia dalam seng digunakan dalam kembang api untuk menciptakan efek asap.
Sifat biologis seng, di sisi lain, penting untuk kesehatan masyarakat. Faktanya, seng ditemukan dalam berbagai organisme. Unsur ini digunakan dalam banyak enzim, yang merupakan protein yang mempengaruhi laju reaksi kimia tertentu. Enzim penting untuk menjaga keseimbangan kimia dalam suatu organisme. Dalam tubuh manusia, seng memainkan peran penting dalam otak dan diperlukan untuk proses belajar.
Defisiensi seng merupakan masalah gizi yang umum di negara berkembang. Pada masa kanak-kanak dan remaja, kekurangan zinc dapat menghambat pertumbuhan dan kematangan seksual. Pada segala usia, kadar seng yang tidak tepat dapat menghambat kemampuan sistem kekebalan tubuh untuk melawan infeksi dan penyakit. Diyakini bahwa setidaknya seperempat dari populasi dunia berisiko kekurangan seng.