Hingga akhir abad ke-20, pilihan transportasi bagi penyandang disabilitas di AS agak terbatas. Sistem transportasi umum tidak memiliki kewajiban untuk membuat bus mereka dapat diakses kursi roda atau menyediakan layanan bagi orang-orang yang tidak dapat mencapai halte bus.
Pada tahun 1990, itu berubah ketika Undang-Undang Penyandang Disabilitas Amerika (ADA) disahkan. ADA mewajibkan perusahaan angkutan umum untuk menyediakan akomodasi bagi penyandang disabilitas. Sebagai bagian dari ini, bus dan van harus memiliki lift atau tanjakan, yang memungkinkan orang yang menggunakan kursi roda untuk naik. Selain itu, harus ada setidaknya dua tempat di setiap bus di mana kursi roda dapat diamankan. Untuk memenuhi persyaratan terakhir, bus dan kereta api sering kali memiliki kursi yang dapat dilipat dan disingkirkan untuk mengakomodasi kursi roda.
ADA juga menciptakan pilihan transportasi wajib lainnya untuk penyandang disabilitas. Mulai tahun 1990, setiap perusahaan angkutan umum yang didanai oleh Federal Transit Association (FTA) diwajibkan menyediakan paratransit bagi orang-orang yang tidak dapat mencapai halte bus karena disabilitas mereka. Paratransit dulu hanya didefinisikan sebagai transportasi fleksibel, seperti van atau taksi bersama, di mana kendaraan tidak mengikuti rute tertentu, tetapi mengambil dan menurunkan orang di mana pun diperlukan. Baru-baru ini, bagaimanapun, layanan ini telah didefinisikan ulang.
Paratransit berguna bagi penyandang disabilitas karena van memiliki fleksibilitas untuk menjemput penumpang tanpa harus berjalan kaki ke halte bus. Bagi banyak penyandang disabilitas, harus berjalan kaki ke dan dari halte bus atau melakukan transfer akan menjadi kesulitan yang berat. Lansia dan orang cacat cukup membuat janji dengan layanan paratransit untuk menjemput mereka pada hari dan waktu mereka membutuhkan tumpangan.
Sayangnya, banyak penyandang disabilitas masih kesulitan dalam transportasi. Bepergian ke dan dari halte bus dan membuat sambungan sering kali sulit bagi penyandang disabilitas, dan naik bus dengan kursi roda juga bisa menjadi tantangan. Meskipun layanan paratransit disebut-sebut karena fleksibilitasnya, pada kenyataannya mereka sering membutuhkan janji temu beberapa hari atau minggu sebelumnya. Masyarakat semakin sadar akan hambatan-hambatan seperti ini di banyak tempat, dan pada waktunya mungkin akan ada peningkatan yang nyata dalam layanan transportasi bagi penyandang disabilitas.