Dua jenis utama terapi gangguan panik adalah terapi perilaku kognitif (CBT) dan terapi perilaku emosi rasional (REBT). REBT umumnya dianggap sebagai metode efektif pertama yang dibuat untuk pengobatan gangguan panik. CBT berkembang dari REBT, tetapi menerapkan satu bagian berbeda dari REBT sebagai keseluruhan kerangka terapi. Perbedaan utama antara keduanya adalah bahwa REBT mengambil pendekatan yang dibutuhkan pasien untuk memahami apa yang menyebabkan gangguan tersebut, sementara CBT hampir seluruhnya berfokus pada mempelajari jenis perilaku baru.
REBT dikembangkan pada tahun 1955 oleh psikolog Dr. Robert A. Ellis, yang sering dianggap sebagai salah satu psikoterapis paling berpengaruh dalam sejarah medis. Dia mengembangkan REBT karena keyakinannya bahwa gangguan kepribadian bukanlah jenis kegilaan klinis apa pun dan dapat disembuhkan dengan modifikasi perilaku. Hingga saat ini, banyak pasien yang mengalami gangguan panik dan gangguan kepribadian dirawat dengan menggunakan psikoanalisis sebagai terapi gangguan panik. Psikoanalisis adalah jenis terapi yang biasanya berusaha menemukan neurosis yang mendasari yang mungkin menyebabkan perilaku tersebut. Ellis percaya bahwa psikoanalisis tidak cukup jauh, bahwa pasien tidak hanya perlu memahami perilakunya, tetapi juga membutuhkan “pelatihan” yang diawasi untuk mengatasi perilaku tersebut.
Kebanyakan pasien yang menjalani REBT pertama-tama didorong untuk menemukan penyebab atau pemicu kepanikan mereka. Setelah penyebabnya ditentukan, psikolog umumnya mencoba membantu mereka menemukan mengapa pemicu ini menyebabkan kepanikan. Berbagai tahap kepanikan dievaluasi untuk membantu pasien memahami mengapa ketidaknyamanan belaka sering meningkat menjadi kepanikan total. Selain itu, REBT menggunakan unsur-unsur CBT, seperti paparan bertahap terhadap situasi yang dapat menyebabkan panik, agar pasien dapat menemukan cara untuk mengubah perilakunya dan menghadapi situasi tersebut.
Ketika digunakan sebagai terapi gangguan panik, CBT tidak terfokus pada masalah psikologis yang mendalam seperti REBT. CBT biasanya berkonsentrasi untuk menerima bahwa pasien memiliki ketakutan tertentu, tanpa berfokus pada mengapa ketakutan itu muncul. Terapi ini terkadang bekerja lebih cepat daripada REBT, meskipun beberapa psikolog tidak percaya bahwa terapi ini cukup berhasil dalam upaya menyembuhkan pasien. Faktanya, CBT tidak selalu tentang menyembuhkan rasa takut, hanya mengadaptasi pola perilaku yang memungkinkan pasien untuk mengatasi kepanikan. Umumnya, CBT melibatkan paparan terbatas pada situasi yang menyebabkan panik dan secara bertahap meningkatkan paparan sampai pasien dapat mengalami situasi tanpa panik.
Kadang-kadang pasien mungkin memerlukan obat-obatan saat mereka terlibat dalam terapi gangguan panik. Dalam beberapa kasus, pengobatan dapat menjadi bagian permanen dari perawatan mereka. Obat-obatan biasanya dianggap sebagai pilihan terakhir dan biasanya hanya diberikan ketika kepanikan begitu parah sehingga menjadi sangat melemahkan.