Apa Saja Jenis Pin Arduino® yang Berbeda?

Arduino® adalah merek mikrokontroler yang dapat diprogram yang sering digunakan oleh para penghobi untuk berinteraksi dengan perangkat lain. Dalam proyek seperti robotika dan otomatisasi rumah, papan Arduino® biasanya dihubungkan dengan sensor, tombol, dan motor. Pin Arduino® memungkinkan pengguna untuk dengan mudah menghubungkan berbagai perangkat dan komponen ke mikrokontroler. Ada tiga jenis utama pin Arduino®: pin digital, pin analog, dan pin daya.

Pin digital dapat digunakan sebagai pin input dan output pada sebagian besar mikrokontroler Arduino®. Ini berarti bahwa satu pin dapat mengirim dan menerima data digital. Pin Digital Arduino® hanya bisa “tinggi” atau “rendah”. Ketika pin digital tinggi, tegangan konstan hadir. Ketika pin rendah, tegangan ini hilang. Menghidupkan dan mematikan light emitting diode (LED) adalah salah satu contoh umum dari output digital, dan memeriksa status tombol adalah contoh input digital.

Selain menyediakan input dan output yang sederhana, pin digital Arduino® dari banyak papan juga dapat digunakan untuk modulasi lebar pulsa (PWM). Modulasi lebar pulsa digunakan untuk mensimulasikan output analog yang bervariasi menggunakan pin digital. Misalnya, jika sebuah motor dihubungkan ke pin keluaran digital, motor itu akan berputar ketika pin ditinggikan dan berhenti ketika pin direndahkan. Dengan PWM, pin output digital diaktifkan lebih cepat atau lebih lambat untuk mengubah kecepatan motor. Modulasi lebar pulsa menyebabkan pin Arduino® digital beralih tinggi dan rendah begitu cepat sehingga koneksi berperilaku seperti output analog, dan tegangan yang dihasilkan melalui pin ini dapat dikontrol dengan tepat.

Mikrokontroler Arduino® juga memiliki pin input analog. Seperti pin input digital, ini digunakan untuk membaca status perangkat yang terhubung, seperti sensor. Meskipun pin digital hanya dapat mengetahui apakah koneksi tinggi atau rendah, pin input analog Arduino® dapat membaca nilai tegangan yang tepat. Ini berguna untuk berinteraksi dengan sensor analog yang memiliki rentang nilai yang luas. Misalnya, sensor termometer analog sering mengirimkan pembacaan tegangan yang sesuai dengan suhu. Menggunakan pin input analog, Arduino® dapat membaca nilainya secara langsung.

Jenis terakhir dari pin Arduino® adalah pin daya. Sebagian besar mikrokontroler Arduino® memiliki beberapa pin daya yang menerima dan mengeluarkan berbagai voltase. Salah satu yang paling penting adalah pin power “voltage in” (VIN). Pin ini digunakan untuk memberikan tegangan konstan untuk memberi daya pada papan dari catu daya eksternal atau baterai. Pin daya lima volt (5V) memungkinkan komponen dan sensor menerima daya lima volt yang diatur langsung dari mikrokontroler. Terakhir, pin daya ground (GND) dapat digunakan untuk perangkat ground elektrik yang terhubung ke Arduino®.