Peralatan terapi okupasi digunakan untuk membantu penyandang disabilitas, atau kebutuhan khusus lainnya, dengan tugas hidup sehari-hari, dan digunakan di semua kelompok umur dari anak-anak hingga orang tua. Setiap alat terapi dirancang untuk membuat hidup lebih mudah bagi orang yang menggunakannya, dan terapis okupasi akan dapat merancang program untuk setiap pasien. Karena ada berbagai alasan mengapa seseorang memerlukan terapi okupasi, ada banyak jenis peralatan terapi okupasi yang berbeda.
Cacat fisik mungkin bersifat sementara, seperti saat pasien pulih dari operasi, penyakit, atau cedera traumatis, atau mungkin permanen. Dalam kedua kasus, ada peralatan terapi okupasi untuk mendorong kemandirian, dan memungkinkan pasien untuk hidup senormal mungkin. Jenis peralatan yang digunakan dalam kasus ini mungkin termasuk alat untuk membantu mandi, berpakaian, memakai sepatu, dandanan diri sendiri, atau alat ekstensi untuk membantu meraih barang-barang di sekitar rumah. Ada juga alat untuk membantu bekerja di dapur dan menyiapkan makanan, termasuk peralatan makan yang dimodifikasi. Alat untuk membantu mobilitas, seperti alat bantu jalan, tongkat, dan kursi roda, adalah jenis peralatan terapi okupasi lainnya yang digunakan ketika ada cacat fisik.
Beberapa jenis peralatan terapi okupasi mungkin membantu orang dengan tantangan mental atau emosional, seperti belajar berinteraksi dengan sukses dengan orang lain, mengekspresikan diri secara efektif, mengelola emosi, atau bahkan belajar bagaimana mempertahankan anggaran rumah tangga atau melakukan tugas-tugas seperti berbelanja bahan makanan. Jenis peralatan terapi okupasi yang digunakan di sini mungkin berupa permainan papan, perangkat elektronik, atau jenis aktivitas stimulasi lainnya yang dirancang untuk kebutuhan spesifik setiap pasien.
Peralatan dapat dirancang untuk kegunaan lain juga, seperti untuk meningkatkan persepsi visual, keterampilan berpikir dan penalaran, konsentrasi, dan keterampilan pemrosesan sensorik, antara lain. Teknik bermain peran sering digunakan, untuk memberi pasien pengalaman dunia nyata dan teknik untuk digunakan dalam berbagai situasi yang menantang. Terapi okupasi mungkin dapat membantu orang ketika kembali bekerja atau sekolah juga.
Perlu diingat bahwa terapi okupasi dan terapi fisik adalah dua hal yang berbeda, dan dapat dilakukan secara bersamaan atau terpisah satu sama lain. Mungkin saja seorang pasien hanya membutuhkan terapi okupasi, dan bukan terapi fisik. Terapi fisik dirancang untuk membangun kekuatan, mengurangi rasa sakit, meningkatkan keterampilan motorik kasar, dan meningkatkan daya tahan. Terapi okupasi berfokus pada urusan hidup sehari-hari, dan cara-cara di mana pasien perlu mengisi waktunya.