Gangguan bipolar adalah penyakit mental yang mengakibatkan perubahan suasana hati yang tiba-tiba dan tidak terduga serta episode mania dan depresi yang intens. Individu yang menderita gangguan ini sering mengalami perubahan ekstrim dalam suasana hati, perilaku, dan tingkat aktivitas, mengganggu kehidupan sehari-hari dan membuat sulit untuk mempertahankan pekerjaan dan hubungan. Penyebab, efek, dan rencana pengobatan untuk gangguan bipolar tidak dipahami dengan baik di dunia medis, tetapi penelitian bipolar yang sedang berlangsung sedang dilakukan untuk mengetahui lebih lanjut tentang penyakit ini dan mungkin menemukan obatnya. Sebagian besar penelitian bipolar saat ini berfokus pada perkembangan kognitif, genetika, mendiagnosis gangguan, obat-obatan, dan teknik terapi perilaku.
Banyak psikolog penelitian, dokter, dan ahli ilmu saraf menyelidiki penyebab gangguan bipolar dengan menganalisis aktivitas otak dan pengaruh genetik. Para peneliti menggunakan mesin positron emission tomography (PET) dan magnetic resonance imaging (MRI) untuk memantau gelombang otak dan mendeteksi perubahan aktivitas pada pasien dengan gangguan bipolar. Dengan membandingkan pemindaian PET dan MRI dengan yang dilakukan pada otak normal, peneliti dapat mengidentifikasi perbedaan fisiologis dan kimia pada pasien bipolar.
Genetika diyakini memainkan peran penting dalam perkembangan gangguan bipolar, dan para ilmuwan berusaha untuk menentukan gen yang terkait dengan penyakit tersebut. Kebanyakan peneliti percaya bahwa gangguan bipolar dan kondisi mental lainnya secara langsung terkait dengan materi genetik yang diwariskan yang mempengaruhi individu untuk mengembangkan masalah. Para ilmuwan menggunakan informasi dari penelitian intensif bipolar genetik serta studi longitudinal pada keluarga dan populasi untuk membuat kesimpulan tentang prevalensi penyakit dan memprediksi siapa yang akan menderita.
Penelitian bipolar yang sedang berlangsung sedang dilakukan pada berbagai jenis obat-obatan yang dapat memberikan bantuan kepada individu dengan kondisi tersebut. Farmakolog dan ilmuwan penelitian melakukan uji laboratorium dan klinis pada obat penstabil suasana hati seperti lithium, dan antidepresan seperti fluoxetine, dengan harapan menemukan keseimbangan bahan kimia terbaik untuk meredakan gejala. Tidak ada obat tunggal yang terbukti luar biasa dalam mengobati populasi besar penderita bipolar, dan dokter mungkin meresepkan banyak obat yang berbeda sebagai percobaan untuk pasien mereka.
Banyak institusi psikologis terlibat dalam penelitian bipolar tentang terapi perilaku dan teknik psikoterapi. Studi klinis dilakukan untuk menentukan cara yang paling efektif untuk mengajar individu untuk secara sadar mengubah pola pikir dan perilaku mereka sebagai cara untuk mengurangi keparahan dan kemungkinan perubahan suasana hati. Strategi terapi interpersonal dipelajari untuk menentukan teknik sosial yang dapat digunakan pasien untuk meningkatkan hubungan mereka dengan teman, keluarga, dan rekan kerja. Akhirnya, psikolog penelitian berharap bahwa psikoterapi, di mana klien diberi kesempatan untuk mendiskusikan perjuangan dan sejarah keluarga mereka, akan membantu dalam memprediksi episode masa depan dan mencegah ledakan tiba-tiba.