Pelatihan realitas virtual menggunakan simulasi komputer untuk mengajarkan keterampilan penting kepada pekerja. Simulasi memungkinkan pengguna untuk mempraktikkan skenario dan prosedur yang mahal atau berbahaya dalam kehidupan nyata. Tiga jenis pelatihan realitas virtual yang paling umum adalah simulasi penerbangan, instruksi medis, dan persiapan militer.
Simulasi penerbangan adalah salah satu penggunaan yang paling mapan untuk teknologi realitas virtual. Aplikasi ini menggunakan software yang diprogram dengan karakteristik fisik sebuah pesawat. Program simulasi penerbangan menghitung bagaimana kinerja pesawat jika bermanuver dalam kehidupan nyata, dan menduplikasi tindakan ini sebagai respons terhadap kontrol pilot.
Beberapa simulator penerbangan lebih realistis daripada yang lain. Perangkat lunak simulasi dasar dapat dijalankan di komputer rumah dengan kontrol sederhana seperti mouse dan keyboard. Program yang lebih maju menggunakan perangkat keras pesawat yang sebenarnya, termasuk tampilan instrumen dan kuk penerbangan. Simulator pelatihan realitas virtual untuk pilot profesional terkadang menggunakan layar melingkar dan platform bergerak untuk menciptakan ilusi penuh penerbangan.
Perangkat lunak pelatihan yang digunakan oleh pilot memungkinkan peserta pelatihan menghadapi situasi yang sulit untuk berlatih di udara. Peserta pelatihan dapat mengalami kegagalan mesin atau masalah lain menggunakan realitas virtual, dan belajar cara merespons dengan benar berbagai keadaan darurat dalam penerbangan. Simulator penerbangan lebih aman dan lebih murah daripada pelatihan serupa di pesawat yang sebenarnya.
Pelatihan realitas virtual juga dapat digunakan untuk instruksi medis. Secara tradisional, mahasiswa kedokteran harus secara pasif mengamati dokter senior atau mempraktikkan prosedur pada spesimen anatomi seperti mayat atau hewan. Realitas virtual memungkinkan peserta pelatihan kesehatan untuk mengambil peran yang lebih aktif dalam mempelajari keterampilan penting. Program perangkat lunak medis dapat mensimulasikan operasi kompleks tanpa membahayakan pasien yang sebenarnya, dan membantu siswa memvisualisasikan struktur organ yang berbeda.
Banyak dari jenis simulasi medis virtual ini menggunakan teknologi yang dikenal sebagai “umpan balik paksa” untuk menciptakan pengalaman pelatihan yang realistis. Perangkat ini menggunakan motor untuk memvariasikan resistensi yang dirasakan saat peserta pelatihan memegang instrumen bedah atau alat medis lainnya. Umpan balik paksa dapat membantu secara akurat mensimulasikan prosedur sulit seperti membuat sayatan atau memasukkan kateter.
Penggunaan pelatihan realitas virtual semakin umum di militer. Banyak operasi dan tindakan dapat disimulasikan secara akurat menggunakan perangkat lunak komputer dan layar tampilan skala besar. Personil infanteri, misalnya, dapat melatih kerja tim dan keterampilan bertarung mereka dalam simulasi pertempuran virtual. Aplikasi ini menggunakan sensor yang ditempatkan pada senapan dan senjata lain untuk menentukan apakah seorang prajurit telah berhasil “memukul” musuh virtual. Simulasi pertempuran virtual juga dapat digunakan untuk melatih anggota militer lainnya, termasuk awak tank dan komandan kapal.