Apa saja jenis obat klamidia yang berbeda?

Klamidia adalah salah satu infeksi menular seksual yang paling umum, dan ada beberapa jenis obat antibiotik yang tersedia untuk mengobatinya. Dua obat klamidia yang paling populer adalah doksisiklin dan azitromisin, antibiotik yang dianggap paling efektif. Ofloxacin dan levofloxacin juga biasanya berhasil menghilangkan infeksi, tetapi seringkali lebih mahal daripada dua obat teratas. Pasien hamil biasanya harus menggunakan pilihan lain untuk pengobatan klamidia, karena salah satu pengobatan yang paling populer, doksisiklin, tidak dianggap aman selama kehamilan. Dengan demikian, wanita hamil lebih mungkin untuk diresepkan eritromisin atau amoksisilin.

Doxycycline telah lama menjadi obat klamidia yang disukai karena terbukti paling berhasil dalam memberantas penyakit, menurut penelitian. Ini sering merupakan obat klamidia paling murah yang tersedia, tetapi salah satu kelemahannya adalah harus diminum dua kali sehari selama tujuh hari. Itu tidak diberikan kepada pasien hamil atau menyusui, karena dianggap tidak aman untuk bayi dan bayi yang belum lahir. Sebagai gantinya, pasien tersebut dapat ditawari azitromisin, yang merupakan obat paling populer berikutnya untuk klamidia. Manfaat utamanya adalah pasien hanya perlu minum satu dosis untuk melawan infeksi, tetapi kerugiannya adalah mereka harus menunggu seminggu untuk melakukan hubungan intim setelah minum obat ini.

Ofloxacin adalah jenis lain dari obat klamidia, dan meskipun dianggap sama efektifnya dengan doksisiklin dan azitromisin, biasanya lebih mahal. Ini adalah alasan utama mengapa itu tidak sering diberikan oleh dokter. Seperti doksisiklin, ofloksasin perlu diminum dua kali sehari selama seminggu dan tidak boleh dikonsumsi oleh wanita hamil atau menyusui. Levofloxacin adalah obat serupa yang kadang-kadang diganti dengan obat klamidia lainnya, tetapi biasanya sama mahalnya dengan ofloxacin.

Azitromisin hanyalah salah satu jenis obat klamidia yang dianggap aman untuk digunakan selama kehamilan, tetapi ada pilihan yang lebih murah. Dokter mungkin juga meresepkan amoksisilin yang lebih murah, meskipun jenis penisilin ini jarang diberikan kepada pasien yang tidak hamil karena tidak seefektif obat klamidia lainnya. Pilihan lain yang murah dan biasanya efektif pada wanita hamil adalah eritromisin. Ini dianggap sebagai salah satu jenis obat klamidia yang paling tidak populer karena perlu diminum empat kali sehari selama tujuh hari. Kecenderungannya untuk menyebabkan masalah pencernaan juga menambah popularitasnya di kalangan pasien hamil dan dokter.