Konflik terjadi dalam hubungan interpersonal serta dalam hubungan di tempat kerja; ini adalah bagian normal dari kehidupan dan tidak harus dihindari. Namun, untuk menanganinya secara efektif, seseorang harus mengembangkan keterampilan resolusi konflik, yang terpenting adalah kemampuan untuk mendengarkan dengan baik. Seseorang tidak hanya harus dapat mendengarkan dengan baik, tetapi juga mendengarkan secara aktif; ini berarti mencatat, mengajukan pertanyaan klarifikasi, dan meringkas untuk memastikan pemahaman telah tercapai. Mendengarkan secara aktif adalah yang pertama dan terpenting dalam daftar keterampilan resolusi konflik yang harus dimiliki seseorang untuk meredakan konflik dan sampai pada kesimpulan yang konstruktif.
Sangat mudah untuk kehilangan kesabaran selama pertengkaran atau konflik, tetapi salah satu keterampilan resolusi konflik yang paling penting adalah kemampuan untuk tetap tenang. Ini akan membantu meredakan permusuhan apa pun di antara orang-orang yang berkonflik, dan juga akan membantu setiap orang untuk lebih memahami akar penyebab konflik. Terlalu mudah untuk membiarkan masalah menumpuk dan menimbun argumen untuk konflik besar; seseorang harus menghindari melakukan ini, karena sering membawa konflik ke tingkat pribadi yang dapat menyakiti satu atau lebih pihak yang terlibat.
Keterampilan resolusi konflik akan membantu seseorang lebih memahami setiap sisi argumen. Penting untuk mengenali pendapat yang berbeda dan mengenalinya sebagai masalah yang valid. Ini memastikan bahwa semua pihak yang terlibat merasa divalidasi dan dihormati. Dari sana, seseorang harus belajar mendiskusikan kemungkinan hasil positif dan mempromosikan kompromi; tidak ada konflik yang dapat diselesaikan sepenuhnya tanpa masing-masing pihak yang berargumentasi membuat konsesi, jadi penting untuk mengarahkan masing-masing pihak ke jalan menuju pemahaman dengan membuat mereka mengakui bahwa konsesi harus dibuat.
Seringkali, mengenali akar penyebab konflik lebih penting daripada memecahkan masalah yang tampak. Keterampilan resolusi konflik mencakup kemampuan untuk mengenali ketika argumen berasal dari masalah yang lebih dalam, seperti yang sering terjadi. Mengajukan pertanyaan klarifikasi dapat membantu seseorang menemukan akar masalahnya; pertanyaan sederhana seperti “Kapan semua ini dimulai?” dan “Apakah kemarahan Anda disebabkan oleh hal lain?” dapat membantu semua orang yang terlibat untuk lebih memahami bagaimana mencapai solusi yang masuk akal untuk masalah tersebut.
Terkadang keterampilan resolusi konflik yang paling berguna adalah yang paling sulit untuk dipraktikkan: melepaskan gagasan hukuman. Ketika seseorang merasa bersalah, dia secara alami merasa seolah-olah pelaku kesalahan harus dihukum. Dalam banyak situasi, konflik dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan mudah jika semua pihak mau melupakan hukuman dan berupaya mencapai hasil yang konstruktif. Ini adalah konsep yang sulit bagi banyak orang, terutama orang-orang yang marah dan frustrasi. Saat menghadapi konflik, mengembangkan kemampuan untuk memaafkan dan melupakan akan sangat membantu dalam penyelesaian secara damai.