Apa saja Jenis-Jenis Deadlift Grip yang Berbeda?

Ada dua jenis utama pegangan deadlift: pegangan overhand ganda dan pegangan campuran. Seperti halnya latihan angkat besi, tidak ada satu bentuk pun yang paling cocok untuk semua orang; namun, ada prinsip umum yang berlaku bagi kebanyakan orang. Selain dua deadlift grip utama yang disebutkan di atas, ada juga dua posisi jari khusus yang biasa digunakan: clean grip dan hook grip. Deadlift adalah latihan powerlifting yang sangat teknis yang biasanya melibatkan mengangkat beban jauh di atas berat badan individu. Akibatnya, berbagai pegangan deadlift digunakan.

Dua pegangan deadlift utama adalah pegangan overhand ganda dan pegangan campuran. Pegangan overhand ganda dianggap standar, dan melibatkan posisi tangan pronasi (overhand) dengan buku-buku jari menghadap jauh dari tubuh pengangkat. Genggaman ini harus digunakan bila memungkinkan, karena ini membangun kekuatan tangan paling banyak dan mendukung pertumbuhan otot trapezius yang tepat.

Grip deadlift kedua yang paling umum adalah grip campuran. Genggaman ini melibatkan salah satu tangan yang melilit palang dalam posisi supinasi (bawah tangan), dan yang lainnya dalam posisi pronasi. Genggaman ini memungkinkan daya cengkeraman maksimum karena bilah ditopang oleh lima jari di kedua sisi. Pegangan campuran hanya boleh digunakan ketika daya cengkeraman maksimum diperlukan karena menyebabkan tekanan lateral pada tulang belakang dan dapat menyebabkan pertumbuhan otot asimetris.

Dua jenis posisi jari yang biasa digunakan dalam deadlift grips adalah clean grip dan hook grip. Genggaman bersih dianggap standar dan ditunjukkan dengan melingkarkan jari-jari di sekitar palang dalam posisi pronasi, diikuti oleh ibu jari yang diletakkan di bagian belakang jari. Posisi jari ini dianggap paling membangun kekuatan tangan, tetapi kurang efektif dalam menahan beban yang lebih berat daripada pegangan kait.

Genggaman kait ditunjukkan dengan meletakkan telapak tangan di atas mistar dalam posisi pronasi dan melingkarkan ibu jari di sekitar sisi belakang mistar. Jari-jari kemudian dililitkan di bagian depan palang untuk diletakkan di atas ibu jari. Posisi jari ini memaksa ibu jari ke palang yang bertindak sebagai pengait, yang memungkinkan lebih banyak beban diangkat secara signifikan.

Sementara kombinasi dari genggaman dan kombinasi jari di atas harus memberikan hasil yang dapat diterima dan bentuk angkat besi yang tepat, hal terpenting untuk diingat adalah bahwa tubuh setiap orang adalah unik. Kombinasi grip dan jari yang terasa paling nyaman itulah yang harus digunakan, sambil tetap memungkinkan atlet untuk mengangkat beban sebanyak mungkin. Seperti biasa, keselamatan harus menjadi perhatian nomor satu, jadi jangan pernah menggunakan pegangan apa pun yang menyebabkan rasa sakit atau cedera serius.