Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) adalah penyakit paru-paru progresif yang mengakibatkan kerusakan jaringan saluran pernapasan, saluran udara terbatas, dan kesulitan bernapas. Kondisi ini ditandai dengan episode di mana gejala memburuk. Episode-episode tersebut dikenal sebagai eksaserbasi PPOK dan dapat berupa sesak napas saat beraktivitas, batuk dengan peningkatan atau perubahan dahak yang dibawa dari saluran pernapasan, mengi, sensasi sesak di dada, demam, dan kelelahan.
PPOK adalah penyakit yang belum ada obatnya, dan pengobatan menargetkan pengelolaan gejala yang kronis dan persisten. Gejala-gejala ini memburuk selama eksaserbasi PPOK, dan dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan penyakit paru-paru. Eksaserbasi Tahap I, atau PPOK ringan, hingga Tahap II, atau PPOK sedang, sering kali meliputi sesak napas saat beraktivitas dan batuk yang mengeluarkan lendir dan bahan lain dari saluran pernapasan. Selama eksaserbasi, masalah ini, atau dahak, bisa berbeda dalam jumlah, warna, dan ketebalan daripada yang khas untuk pasien.
Pada Tahap III, atau PPOK berat, eksaserbasi melibatkan kesulitan bernapas yang lebih parah karena peradangan pada saluran udara menyebabkan berkurangnya aliran udara lebih lanjut. Kapasitas untuk aktivitas sehari-hari yang relatif kecil terganggu. Eksaserbasi pada Tahap IV, atau PPOK yang sangat parah, dapat mengancam jiwa karena dapat berupa demam, sesak napas yang dalam, dan bahkan gagal napas.
Salah satu penyebab paling umum dari eksaserbasi PPOK adalah merokok dan paparan asap rokok. Penyebab lainnya termasuk penggunaan inhaler dan alat pernapasan lainnya yang tidak tepat dan kegagalan untuk mengikuti program terapi dan rehabilitasi obat yang ditentukan. Eksaserbasi PPOK seringkali dapat disebabkan oleh penyakit lain, termasuk infeksi pernapasan dan virus, serta penyakit refluks gastrointestinal (GERD). Pemicunya juga bisa berasal dari faktor lingkungan, seperti polusi udara dan suhu yang ekstrim.
Pilihan pengobatan untuk eksaserbasi PPOK tergantung pada stadium PPOK, dan tingkat keparahan gejala yang berkorelasi. Pasien dapat dirawat di rumah atau di rumah sakit menggunakan terapi termasuk antibiotik, bronkodilator, oksigen tambahan dan dukungan ventilator. Strategi terbaik untuk mengobati eksaserbasi PPOK mungkin mencegahnya terjadi dengan menghindari pemicu potensial dan mengikuti saran dokter dan terapi yang ditentukan. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin meresepkan program rehabilitasi paru dalam upaya meminimalkan eksaserbasi PPOK dan meningkatkan kualitas hidup pasien secara keseluruhan. Jenis program ini mungkin termasuk pelatihan olahraga, perencanaan gizi, konseling, dan pendidikan.