Ada tiga jenis tulang rawan, termasuk tulang rawan elastis, tulang rawan fibrosa, dan tulang rawan hialin. Ketiga jenis tulang rawan rentan terhadap segala jenis cedera tulang rawan, tetapi tulang rawan hialin sering rusak lebih dari jenis tulang rawan lainnya. Cedera tulang rawan dapat terjadi karena berat badan, usia, atau tingkat aktivitas fisik seseorang.
Tulang rawan artikular adalah jenis tulang rawan hialin yang mengelilingi laring, telinga, tulang rusuk, tulang dada, dan bagian tubuh lainnya. Tujuan utama dari tulang rawan artikular adalah untuk mencegah tulang dari bersentuhan satu sama lain. Inilah mengapa dua sendi tulang dapat bekerja dengan lancar tanpa menimbulkan gesekan atau rasa sakit. Ketika tulang rawan artikular menjadi mangsa segala jenis cedera tulang rawan, hasilnya adalah kekakuan, nyeri, dan bahkan peradangan.
Karena tulang rawan tidak memiliki suplai darah langsung apa pun, cedera tulang rawan membutuhkan waktu lama untuk sembuh dengan benar. Secara khusus, daerah lutut sering rentan terhadap cedera tulang rawan artikular. Segala jenis benturan langsung ke area lutut dapat menyebabkan kerusakan artikular, termasuk jatuh, tegang, dan bersentuhan dengan benda tajam atau tumpul. Meskipun ini adalah penyebab paling umum dari kerusakan lutut, tulang rawan yang ada di dalam lutut juga bisa menjadi mangsa keausan sederhana.
Seiring waktu, lutut seseorang menjadi lemah karena stres sendi seumur hidup. Ketika ini terjadi, lutut bisa menjadi bengkak, tidak bergerak, dan kaku. Tidak jarang orang gemuk mengalami osteoarthritis, yang merupakan akibat dari cedera tulang rawan. Alasan lain mengapa tulang rawan menjadi rusak adalah kurangnya aktivitas. Orang yang terbaring di tempat tidur sering mengalami kerusakan tulang rawan, karena persendian perlu berfungsi secara teratur agar tetap sehat.
Cara terbaik untuk menentukan apakah seseorang menderita cedera tulang rawan atau tidak adalah dengan magnetic resonance imaging scan (MRI). Jenis pemindaian ini hanya dapat dilakukan oleh profesional medis, dan kerusakan tulang rawan hampir tidak pernah dapat didiagnosis dengan mata telanjang. Umumnya, orang yang telah didiagnosis dengan kerusakan tulang rawan terkait lutut akan menjalani operasi arthroscopic.
Setiap orang yang mengalami pembengkakan, nyeri, kekakuan, atau kurangnya mobilitas di area tubuh mana pun harus mencari perhatian medis. Melalui kombinasi obat pengurang rasa sakit, terapi fisik, dan prostesis, rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan tulang rawan mereda. Apa pun jenis kerusakan tulang rawan yang dialami seseorang, jenis cedera ini tidak akan hilang tanpa perhatian medis yang tepat.