Apa saja Jenis Cedera Bahu yang Berbeda?

Bahu adalah bagian tubuh yang sangat kompleks yang disatukan oleh tulang, otot, dan tendon. Ketika seseorang mengalami cedera bahu di bagian bahu mana pun, itu bisa sangat menyakitkan. Ada berbagai jenis cedera bahu yang sering disebabkan oleh cedera, ketegangan, atau gerakan berulang.
Cedera umum pada bahu adalah rotator cuff strain, yang merupakan cedera atau peradangan pada salah satu tendon utama di bahu. Cedera rotator cuff dapat terjadi akibat bursitis, tendinitis, atau ketegangan yang disebabkan oleh pengulangan gerakan mengangkat di atas kepala. Jenis cedera bahu ini juga dapat terjadi karena jatuh dengan cedera pada bahu dan dari postur yang buruk. Jika tidak diobati, rotator cuff strain dapat menyebabkan robekan rotator cuff penuh.

Jenis cedera lainnya adalah dislokasi bahu yang terjadi karena tarikan atau dorongan yang kuat yang membuat bahu terlepas dari tempatnya. Ketika bahu menjadi terkilir, bahu keluar dari soket. Dengan beberapa dislokasi, bahu kembali ke tempatnya tanpa bantuan apapun, namun, dalam situasi lain seorang dokter harus memaksa bahu kembali ke dalam soket. Setelah seseorang mengalami dislokasi bahu, bahu mungkin rentan terhadap dislokasi di masa depan.

Sindrom pelampiasan adalah jenis cedera yang disebabkan oleh gesekan antara tulang belikat dan manset rotator. Gesekan biasanya akibat peradangan pada tendon atau otot, yang membuat tulang belikat dan manset rotator saling menekan. Bursitis di bahu juga dapat menyebabkan pembengkakan yang mengarah ke sindrom pelampiasan. Sindrom pelampiasan akhirnya akan merobek otot bahu jika peradangan tidak mereda.

Jika bahu mengalami cedera akibat benturan atau goncangan yang agresif, tulang bahu bisa patah. Cedera bahu ini sering terjadi pada korban kecelakaan kendaraan bermotor atau orang yang terjatuh. Fraktur bahu dapat berupa fraktur penuh atau sebagian dan melibatkan tulang selangka, bahu, atau tulang dada.

Lansia sering mengalami cedera bahu yang disebabkan oleh penyakit degeneratif seperti artritis atau osteoporosis. Orang yang memiliki kondisi ini sering mengalami ketegangan bahu, tulang rapuh dan timbunan kalsium. Orang lanjut usia juga berisiko cedera karena usia dan kondisi medis lainnya, yang dapat menyebabkan mereka jatuh dan melukai diri sendiri.

Untuk mendiagnosis cedera bahu, orang tersebut harus menjalani rontgen dan kemungkinan pencitraan diagnostik lainnya. Tergantung pada jenis cederanya, ahli ortopedi akan merekomendasikan obat pereda nyeri, penstabil bahu, dan terapi fisik. Cedera parah yang menyebabkan nyeri kronis atau tidak sembuh-sembuh mungkin memerlukan suntikan steroid dan bedah perbaikan bahu.