Bahan kemasan makanan dapat berupa logam, kertas, karton, kaca, plastik, styrofoam, dan kayu, untuk berbagai jenis produk dan kondisi makanan. Kemasan yang paling cocok dapat bergantung pada aplikasinya, karena produk yang berbeda memiliki kelebihan dan kekurangan. Beberapa memberikan isolasi dan perlindungan tingkat tinggi untuk membatasi memar dan kompresi, tetapi mungkin tidak memungkinkan orang untuk melihat makanan. Lainnya memberikan visibilitas tinggi tetapi perlindungan minimal.
Desainer kemasan makanan perlu memikirkan beberapa masalah berbeda ketika mereka memilih bahan. Dalam pengangkutan awal, perhatian utama adalah menjaga keamanan makanan, dan paket individu dapat ditumpuk atau dimuat ke dalam karton dan palet yang lebih besar untuk perlindungan. Begitu makanan tiba di tempat tujuan, kemasannya harus mencolok agar menarik perhatian konsumen, sekaligus tetap menawarkan perlindungan.
Untuk makanan segar seperti hasil bumi dan daging, biasanya kita melihat bahan kemasan makanan seperti nampan dan keranjang yang terbuat dari styrofoam, kayu, karton, atau plastik. Ini memungkinkan makanan untuk duduk di dasar yang kokoh yang mungkin ditutupi dengan plastik transparan yang kaku atau fleksibel untuk visibilitas, untuk memungkinkan konsumen memeriksa makanan sebelum membeli. Makanan lain mungkin dikemas dalam bahan kemasan makanan yang fleksibel agar lebih mudah ditangani. Kemasan fleksibel juga dapat berguna untuk makanan beku mulai dari kacang polong hingga tortellini.
Kemasan makanan aseptik tersedia untuk produk seperti makanan kaleng, susu steril, dan sup. Kemasan ini bisa berbentuk kaleng atau toples, atau bisa juga berupa karton bergaris yang dirancang agar stabil di rak. Makanan di dalamnya tidak terlihat, karena kemasannya perlu melindunginya dari cahaya. Karton juga digunakan untuk susu, jus jeruk, dan cairan lain yang dapat dijual segar maupun dalam bentuk stabil.
Untuk barang kering, kardus dan terkadang karton plastik bisa menjadi hal yang umum, sementara makanan siap saji seperti salsa dan hummus mungkin memerlukan wadah plastik atau gelas. Bahan kemasan makanan ini menjaga makanan tetap aman sampai digunakan dan dapat memberikan kesempatan untuk melihat makanan melalui jendela pandang atau bahan kemasan yang jelas. Makanan segar seperti makanan laut dan daging yang dijual dari konter dapat dikemas dalam kertas dan pembungkus lilin.
Desainer bahan kemasan makanan sering kali memiliki produk baru dalam pengembangan, termasuk produk dengan fitur seperti sensor suhu untuk mengingatkan konsumen akan fakta bahwa makanan telah disimpan dalam suhu yang tidak aman. Perusahaan yang mencari kemasan baru untuk produk mereka dapat meminta sampel dari berbagai produsen untuk mempelajari lebih lanjut tentang apa yang tersedia. Beberapa perusahaan mungkin memiliki masalah lingkungan dan mungkin mencari bahan kemasan makanan daur ulang atau kompos.