Terapi bermain adalah perawatan khusus di mana terapis menonton anak-anak bermain dan menggunakan apa yang mereka amati untuk membantu mereka mengatasi masalah emosional, mental, atau perilaku. Ada beberapa jenis terapi bermain untuk anak-anak, termasuk terapi berbasis anak, berbasis keluarga, dan berbasis kelompok. Ketiganya dapat dilakukan dengan tingkat partisipasi terapis yang berbeda. Sesi dapat mencakup berbagai kegiatan, yang biasanya dipilih berdasarkan usia dan preferensi anak.
Tiga Jenis Utama
Salah satu jenis terapi bermain yang paling umum untuk anak-anak adalah terapi berbasis anak, di mana seorang terapis dan seorang anak bekerja sendiri. Ini sering digunakan jika ada kekhawatiran tentang orang tua atau kekerasan dalam keluarga, tetapi juga dapat dilakukan hanya untuk membuat anak merasa lebih nyaman. Dapat digunakan untuk mengobati masalah perilaku, kecemasan, Attention Deficit Disorder (ADD) dan Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), Post Traumatic Stress Disorder (PTSD), autisme, dan efek penyalahgunaan.
Teknik lain yang umum digunakan termasuk partisipasi ayah, ibu, saudara kandung, atau anggota keluarga lainnya dari anak. Ini disebut terapi berbasis keluarga atau terapi berbakti, dan sering digunakan ketika anak-anak mengalami kecemasan perpisahan yang parah atau ketika jenis pelecehan tertentu mungkin terjadi. Terapis mungkin tidak selalu terlibat langsung dalam sesi terapi anak, tetapi hampir selalu mengawasi mereka dan mendiskusikan poin positif dan negatif dengan orang tua sesudahnya. Hal ini dapat bermanfaat bagi orang tua maupun anak-anak, karena mereka dapat mempelajari keterampilan mengasuh anak dan meningkatkan hubungan mereka dengan anak. Terapi filial klasik berfokus pada empat bidang utama – penataan, mendengarkan dengan empatik, permainan imajiner yang berpusat pada anak, dan penetapan batas – tetapi setiap sesi biasanya disesuaikan dengan kebutuhan spesifik keluarga.
Jenis terapi bermain tambahan untuk anak adalah terapi berbasis kelompok. Selama sesi ini, sekelompok besar anak-anak bermain bersama sementara terapis mengawasi dan terkadang berpartisipasi. Ini dimaksudkan untuk membantu membangun keterampilan sosial dan harga diri yang lebih baik. Ini juga dapat membantu terapis untuk merawat masing-masing anak dengan membiarkan mereka mengamati bagaimana anak berinteraksi dengan orang lain. Ini kadang-kadang digunakan ketika seorang anak akan merasa terlalu terintimidasi untuk bekerja dengan terapis saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai masalah preferensi atau kenyamanan.
Direktif dan Non-Direktif
Sebagian besar jenis terapi bermain untuk anak dapat dilakukan baik secara direktif maupun non direktif. Perbedaan utama antara ini adalah tingkat keterlibatan terapis. Keduanya dimulai dengan terapis menyarankan topik atau aktivitas umum, tetapi dalam terapi bermain direktif, terapis sering mengajukan pertanyaan kepada anak sepanjang sesi, mendorongnya untuk berbicara lebih banyak tentang topik tertentu, atau berpartisipasi dalam aktivitas dengan anak. Dalam terapi non-direktif, terapis umumnya hanya mengamati anak, kemudian menginterpretasikan hasil aktivitasnya, seperti menggambar.
Secara umum, terapi direktif dipandang sebagai Terapi Perilaku Kognitif (CBT), berfokus pada perilaku dan tindakan sadar, sedangkan terapi non-direktif sering dikategorikan sebagai teori psikodinamik. Ini berarti bahwa ia berfokus pada tindakan dan keyakinan yang tidak disadari. Keduanya dapat digunakan untuk mengobati berbagai kondisi, tetapi terapi direktif sering digunakan pada korban trauma, sedangkan terapi non-direktif dapat digunakan untuk membantu masalah perilaku. Tidak ada aturan keras dan cepat, dan kedua terapi telah terbukti efektif dengan banyak masalah.
Materi dan Kegiatan
Banyak materi dan aktivitas yang berbeda dapat dimasukkan ke dalam terapi bermain, beberapa lebih verbal dan yang lainnya lebih langsung. Salah satu aktivitas yang paling klasik adalah sandplay. Selama sesi permainan pasir, anak didorong untuk bermain dengan benda-benda kecil atau mainan di nampan pasir, dan terapis mengamati cara dia bermain, termasuk objek apa yang dia gunakan dan apa yang dia lakukan dengannya. Setelah menonton beberapa saat, terapis mungkin meminta anak untuk berbicara tentang mengapa dia memilih untuk melakukan hal-hal tertentu, seperti menarik garis antara satu mainan dan yang lainnya. Terapis lain mungkin hanya mengamatinya dan kemudian menarik kesimpulan tentang keadaan pikirannya.
Terapis juga biasanya mendorong anak-anak untuk menggunakan boneka atau mainan yang mewakili diri mereka sendiri untuk berbicara, karena mereka sering merasa lebih mudah untuk menghadapi topik yang tidak nyaman jika mereka dapat menjauhkan diri. Teknik lain yang dapat digunakan untuk membantu anak yang cemas adalah meniup gelembung. Dalam aktivitas ini, terapis dan anak meniup gelembung bersama-sama, dan anak belajar menarik napas dalam-dalam dan perlahan — seperti jika dia meniup gelembung besar — ketika dia merasa cemas. Tidak ada daftar aktivitas pasti yang dapat dipilih oleh terapis, dan beberapa merancang teknik mereka sendiri. Semua kegiatan umumnya disesuaikan dengan anak dalam sesi.