Teori perilaku konsumen digunakan oleh bisnis untuk mengoptimalkan strategi penjualan dan pemasaran mereka. Teori-teori ini cenderung berkonsentrasi pada bagaimana konsumen menghabiskan uang, apa yang menyebabkan mereka menghabiskan lebih banyak uang, dan bagaimana pengeluaran uang konsumen harus berdampak pada perencanaan dan strategi yang dipraktikkan oleh bisnis. Berbagai jenis teori perilaku konsumen dapat berfokus pada pilihan yang dibuat konsumen berdasarkan anggaran mereka, bagaimana konsumen membuat keputusan untuk mencapai tingkat kepuasan tertinggi, bagaimana konsumen mempertimbangkan utilitas dan fitur produk yang berbeda, atau apa dan seberapa banyak yang diketahui konsumen tentang hal tertentu. produk.
Salah satu teori perilaku konsumen yang paling umum digunakan menyatakan bahwa konsumen berperilaku rasional. Dengan kata lain, konsumen cenderung ingin mendapatkan hasil maksimal dari produk mereka sambil membelanjakan uang paling sedikit. Demikian juga, teori ini menegaskan bahwa konsumen tidak mungkin menghabiskan semua uang mereka sekaligus, meninggalkan mereka tanpa tabungan. Di sisi lain, konsumen seringkali tidak menyimpan semua uang mereka, suatu tindakan yang dapat memaksa mereka untuk hidup tanpa membeli bahkan kebutuhan dasar, seperti makanan, tempat tinggal, dan pakaian.
Teori penting lainnya menyatakan bahwa konsumen memiliki selera dan preferensi yang menentukan produk mana yang mereka minati. Pakar pemasaran sering melakukan studi konsumen yang dibagi menjadi demografi yang berbeda, seperti pekerjaan, usia, dan lokasi, karena faktor-faktor ini berkontribusi pada preferensi konsumen. Pendapatan merupakan faktor penting lainnya dalam teori ini karena pendapatan adalah yang membatasi anggaran konsumen.
Harga produk sering dipertimbangkan dalam salah satu teori perilaku konsumen yang paling umum digunakan. Secara umum, bisnis percaya bahwa dengan menetapkan harga produk mereka pada jumlah serendah mungkin, mereka dapat mendorong konsumen untuk membeli lebih banyak produk mereka. Ini karena konsumen yang rasional cenderung membeli produk yang memberi mereka tingkat kepuasan terbesar sementara biaya yang dikeluarkan paling rendah.
Fitur atau utilitas produk yang berbeda cenderung mengubah harga produk. Untuk alasan ini, konsumen berusaha untuk mencocokkan fitur yang dapat mereka gunakan dengan harga tambahan. Teori ini dapat diterapkan, misalnya, untuk penjualan mobil. Seorang konsumen dapat menentukan berapa banyak ekstra yang akan dia bayar untuk mobil yang memiliki fitur bonus, seperti hiburan tambahan atau perangkat media. Seorang profesional di departemen pemasaran mungkin mencoba menentukan berapa banyak tambahan yang dapat dikenakan perusahaan untuk fitur bonus tanpa kehilangan penjualan.
Dampak pengetahuan pada perilaku konsumen adalah fokus dari teori perilaku konsumen lainnya. Konsumen lebih cenderung memilih produk yang mereka pahami atau yang mereka kenal. Sifat informasi juga penting, karena reputasi buruk perusahaan atau produk dapat mempengaruhi seseorang untuk membeli produk pesaing.