Apa Sahara Hijau Itu?

Sementara manusia modern menganggap Sahara sebagai gurun yang luas dan terlarang, untuk periode singkat dalam sejarah, itu sebenarnya sangat menyenangkan. Dari sekitar 10,000 SM hingga 4,000 SM, Sahara subur, hijau, dan subur, dengan periode kekeringan yang singkat dari sekitar 8,000 hingga 7,000 SM. Periode dalam sejarah gurun ini kadang-kadang dikenal sebagai “Sahara Hijau” atau “Periode Hijau”.

Para arkeolog selalu menyadari bahwa iklim Sahara telah berubah secara radikal sepanjang sejarah. Deposit mineral di gurun menunjukkan jejak danau dan sungai, misalnya, dan sisa-sisa kehidupan tumbuhan dan hewan juga telah ditemukan di Sahara, menunjukkan bahwa lingkungan itu sekali lagi ramah. Pada tahun 2000, kru arkeolog yang berburu tulang dinosaurus tersandung di sebuah kuburan di Niger, dan menyadari bahwa mereka telah menemukan jejak peradaban yang pernah hidup di Sahara Hijau.

Beberapa faktor menyebabkan terbentuknya Sahara Hijau. Sahara telah menjadi gurun untuk waktu yang sangat lama, tetapi sekitar 10,000 SM, orbit Bumi sedikit bergoyang, menyebabkan perubahan pola cuaca. Musim hujan yang membasahi Afrika Selatan hari ini bergeser ke atas, menuangkan air ke Sahara, di mana ia membentuk badan air. Tumbuhan menetap, memanfaatkan lingkungan yang lembab, dan diikuti oleh hewan dan manusia yang membangun peradaban yang hidup. Ketika pola cuaca berubah lagi, Sahara kembali ke keadaan gurun sebentar sebelum menghijau sekali lagi. Sekitar 4,000 SM, Sahara menjadi gurun sekali lagi, dan sekarang berkembang pesat, karena berbagai faktor.

Dua peradaban manusia yang terpisah tampaknya telah hidup di Sahara Hijau. Yang pertama hidup dari sekitar 10,000 SM hingga 8,000 SM, selama periode penghijauan pertama, dan yang kedua pindah selama periode hijau kedua. Ketika orang tinggal di Sahara Hijau, mereka meninggalkan sejumlah warisan, seperti peralatan berburu, jejak tekstil dan karya seni, dan situs kuburan. Beberapa situs kuburan membawa serbuk sari tingkat tinggi, menunjukkan bahwa orang-orang dikuburkan di hamparan bunga.

Para arkeolog terus mengumpulkan bukti tentang Sahara Hijau dan orang-orang yang tinggal di sana, dengan banyak bukti ini berasal dari daerah gurun yang sangat terisolasi dan parah. Temuan ini menggambarkan seberapa besar iklim bumi telah berubah, dan bagaimana perubahan iklim dapat mengubah peradaban manusia.