Operasi caesar bisa menjadi pilihan yang menyelamatkan nyawa ketika masalah muncul dengan kehamilan atau persalinan, tetapi jenis operasi ini menimbulkan beberapa risiko bagi bayi. Masalah paling umum yang dapat mempengaruhi bayi operasi caesar adalah skor rendah untuk tes Apgar, yang mengukur kesehatan bayi baru lahir; sulit bernafas; dan persalinan prematur. Selama operasi caesar, dokter membuat sayatan di perut dan rahim ibu untuk melahirkan bayi. Meski jarang, ada juga kemungkinan bayi tidak sengaja terluka saat dioperasi.
Tes Apgar umumnya diberikan dua kali untuk bayi yang baru lahir. Tes pertama diberikan kira-kira satu menit setelah lahir, dan tes kedua dilakukan lima menit kemudian. Tes ini menggunakan lima kriteria untuk mengevaluasi bayi baru lahir: pernapasan, detak jantung, warna kulit, aktivitas, dan daya tanggap. Bayi seksio sesaria umumnya memiliki skor Apgar yang lebih rendah dibandingkan bayi yang dilahirkan pervaginam.
Anestesi yang diberikan kepada ibu untuk operasi Caesar dapat melewati sawar plasenta dan menyebabkan bayi menjadi pusing saat dilahirkan. Ini akan menyebabkan skor Apgar lebih rendah. Selain itu, bayi seksio sesaria yang lesu akibat anestesi mungkin mengalami kesulitan untuk tetap terjaga untuk mulai menyusui. Hal ini dapat menunda produksi ASI dan menunda pengalaman bonding antara ibu dan bayi.
Persalinan pervaginam merangsang bayi, sedangkan bayi seksio sesaria tidak menerima jenis rangsangan ini. Kurangnya stimulasi ini dapat berkontribusi pada skor Apgar yang lebih rendah untuk bayi yang menjalani operasi caesar. Ini juga dapat menyebabkan masalah pernapasan.
Selama persalinan pervaginam, tubuh bayi ditekan. Kompresi ini bermanfaat bagi bayi karena membantu mengeluarkan cairan dari paru-paru. Bayi operasi caesar memiliki pengalaman kelahiran yang sama sekali berbeda dan tidak menerima kompresi ini. Namun, ini tidak berarti bahwa semua bayi yang menjalani operasi caesar akan mengalami kesulitan bernapas. Kesulitan bernafas umumnya terjadi pada bayi seksio sesaria yang dilahirkan sebelum usia kehamilan 39 minggu.
Masalah lain yang mungkin dialami bayi seksio sesaria adalah kelahiran prematur. Tanggal jatuh tempo seorang wanita hamil adalah perkiraan dan tidak dapat ditentukan secara tepat. Bayi yang dilahirkan prematur memiliki tingkat asma dan kesulitan bernapas lainnya yang lebih tinggi daripada bayi yang dilahirkan melalui vagina.
Beberapa wanita memilih untuk menjalani operasi caesar elektif karena alasan kesombongan, takut vagina mereka akan meregang jika mereka melahirkan normal secara normal. Bayi operasi caesar dapat dipotong dengan pisau bedah selama operasi caesar. Ketika seorang wanita hamil dan janinnya sehat, persalinan pervaginam selalu lebih disukai daripada operasi caesar dan dapat memberi bayi awal kehidupan yang lebih sehat.