Apa Reaksi Injeksi Kortison yang Paling Umum?

Reaksi injeksi kortison dapat mencakup rasa sakit dan pendarahan di tempat suntikan, bersama dengan kemerahan pada wajah. Orang juga dapat mengalami beberapa efek samping yang tidak biasa seperti atrofi jaringan dan fenomena yang disebut kortison flare, di mana rasa sakitnya semakin parah. Penggunaan kortison jangka panjang cenderung membawa lebih banyak risiko bagi pasien, dan penting untuk mendiskusikan suntikan pemeliharaan dengan dokter untuk melihat apakah ada alternatif yang tersedia.

Suntikan kortison biasanya mengandung campuran kortison dan novocaine. Novocaine bekerja sebagai anestesi lokal untuk bantuan segera sementara kortison bertindak untuk menekan peradangan. Suntikan dapat diberikan di sebagian besar area tubuh untuk mengobati nyeri otot dan sendi jika tidak merespons pengobatan lain. Penting untuk menghindari suntikan ke saraf, karena suntikan kortison tidak bercampur dengan baik dengan sistem saraf.

Reaksi paling umum dari suntikan kortison terjadi karena dokter harus merobek kulit pasien dengan jarum. Beberapa pasien merasakan sakit, nyeri, atau pendarahan di tempat suntikan. Mereka juga bisa mengalami infeksi jika bakteri berhasil masuk ke dalam kulit. Ini akan menyebabkan area tersebut berubah warna dan menjadi hangat, dan pasien mungkin melihat cairan yang berbau.

Suntikan kortison berulang dapat melemahkan tendon, yang menyebabkan hilangnya ketangkasan. Reaksi injeksi kortison juga dapat menyebabkan depigmentasi kulit, di mana bercak-bercak kulit yang lebih terang muncul di sekitar tempat suntikan, bersama dengan atrofi, karena lapisan lemak di bawahnya menghilang. Hal ini dapat menyebabkan kulit berubah menjadi berlubang atau kental, atau dapat mengakibatkan situasi di mana ekstremitas menjadi tidak simetris karena salah satu menyusut akibat suntikan kortison.

Pada pasien yang mendapatkan suntikan berulang untuk peradangan dan nyeri kronis, dokter dapat merekomendasikan pilihan lain seperti terapi fisik, pengobatan alternatif, icing, dan perubahan kebiasaan kerja. Dokter ingin menghindari pemberian suntikan kortison terlalu banyak kepada pasien, karena ini dapat meningkatkan risiko efek samping yang lebih serius.

Pasien dengan diabetes dapat mengalami reaksi injeksi kortison terkait dengan diabetes mereka. Terkadang kortison menyebabkan gula darah naik dan dapat membahayakan pasien yang tidak memantau dan mengatasi kadar gula darah. Pada flare kortison, salah satu reaksi injeksi kortison yang lebih tidak biasa, pasien mengalami peningkatan setelah injeksi sebelum rasa sakitnya mereda. Beberapa pasien memandang flare sebagai hal yang baik, karena menunjukkan bahwa area tersebut merespons injeksi, dan rasa sakitnya akan berkurang dalam satu atau dua hari.