Menggunakan interferon seringkali merupakan satu-satunya pilihan pengobatan untuk orang yang menderita hepatitis C. Meskipun tidak akan memperbaiki kerusakan yang telah terjadi pada hati, interferon berpotensi untuk menghilangkan virus sepenuhnya dari tubuh. Mereka yang tidak menunjukkan tanda-tanda virus hepatitis C setelah menyelesaikan pengobatan dianggap sembuh dari penyakit. Namun, di antara aspek negatif penggunaan interferon untuk hepatitis C adalah tingkat keberhasilannya yang rendah, lamanya perawatan, dan tingkat efek samping yang relatif tinggi.
Hepatitis secara medis didefinisikan sebagai peradangan hati. Pembengkakan ini dapat disebabkan oleh banyak hal, sehingga umumnya ditentukan oleh penyebabnya. Diagnosis hepatitis C didefinisikan sebagai pembengkakan hati yang disebabkan oleh virus hepatitis C.
Meskipun seorang pasien terinfeksi hepatitis C, ia mungkin tidak menunjukkan efek buruk dari virus tersebut. Jika tidak ada kerusakan pada hati dan kadar virusnya rendah, mungkin ada sedikit manfaat yang bisa didapat dari terapi interferon. Seringkali, pengamatan dekat tingkat virus dalam darah mungkin merupakan satu-satunya intervensi medis yang diperlukan. Ketika tingkat virus hepatitis C menjadi cukup tinggi untuk merusak hati atau ketika kerusakan hati telah terjadi, pasien sering diobati dengan interferon.
Perawatan interferon tidak lepas dari masalah. Orang yang menggunakan interferon untuk hepatitis C dapat menjadi depresi karena tingkat keberhasilannya yang relatif rendah. Hanya sekitar setengah dari semua pasien yang pernah didiagnosis sembuh. Seringkali, jumlah ini bahkan lebih rendah pada kelompok minoritas.
Peracikan negatif dari tingkat keberhasilan yang rendah adalah tingkat efek samping yang tinggi. Demam, kedinginan, dan nyeri otot biasa terjadi selama perawatan. Banyak orang yang menggunakan interferon untuk hepatitis C melaporkan gejala mirip flu ini berkisar dari sedang hingga parah. Seringkali, gejala-gejala ini sering muncul kembali selama keseluruhan perawatan.
Menggunakan interferon untuk hepatitis C biasanya membutuhkan 24-48 minggu. Selama waktu ini, individu diharuskan menerima suntikan obat setiap minggu dan dipantau secara ketat. Sejumlah pasien tidak menyelesaikan pengobatan karena lamanya terapi dan frekuensi efek samping yang tinggi.
Pasien yang telah menyelesaikan terapi tanpa hasil atau yang tidak dapat mentolerir penggunaan interferon untuk hepatitis C sering menemukan pilihan pengobatan mereka terbatas. Menghilangkan konsumsi alkohol dan obat-obatan yang mempengaruhi hati dapat memperlambat perkembangan kerusakan hati. Dalam kasus terburuk, transplantasi hati mungkin diperlukan.
Pengobatan hepatitis alternatif memang ada. Akar licorice dan milk thistle sangat dipuji oleh beberapa pasien hepatitis C. Klaim keefektifan produk ini seringkali bersifat anekdot. Pada awal 2011, tidak ada penelitian medis yang membuktikan keefektifan obat alternatif atau herbal apa pun dalam mengobati hepatitis C.