Apa Perbedaan Penggunaan Berpikir Kritis dalam Bisnis?

Konsep berpikir kritis berarti bahwa seorang individu mampu menganalisis situasi atau serangkaian kemungkinan dengan pandangan untuk menentukan solusi terbaik untuk setiap masalah yang mungkin muncul dengan sendirinya. Dengan demikian, penggunaan pemikiran kritis dalam bisnis sangat banyak dan memang merupakan landasan dari setiap perusahaan bisnis yang sukses. Misalnya, penerapan pemikiran kritis dalam bisnis dapat digunakan untuk mendapatkan alternatif terbaik untuk situasi sulit, atau dapat digunakan dalam manajemen serta untuk komunikasi yang tepat antara manajemen dan karyawan. Karena peran penting pemikiran kritis dalam bisnis inilah yang dimasukkan sebagai bagian dari studi bisnis formal di perguruan tinggi dan lembaga pendidikan tinggi lainnya.

Salah satu penerapan berpikir kritis dalam bisnis adalah untuk tujuan memanfaatkan keterampilan berpikir tersebut untuk menghasilkan solusi atas masalah yang mungkin muncul dengan sendirinya selama operasi bisnis normal. Hal ini terutama penting bagi mereka yang memegang posisi kunci dalam organisasi, sesuatu yang biasanya menjadi bagian dari kriteria untuk menempatkan orang-orang tersebut pada posisi kunci di tempat pertama. Contoh betapa pentingnya berpikir kritis dalam bisnis dapat dilihat ketika mesin atau peralatan penting yang digunakan dalam proses produksi di sebuah pabrik rusak tepat di tengah operasi. Pengawas shift atau manajer akan bertanggung jawab untuk menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk sampai pada solusi terbaik untuk masalah seperti itu. Ini tentu akan melibatkan pertimbangan beberapa solusi yang mungkin dan penghapusan yang paling tidak mungkin sampai supervisor atau manajer dapat mencapai solusi yang paling cocok untuk situasi itu.

Penggunaan lain dari berpikir kritis dalam bisnis dapat dilihat di bidang komunikasi di mana penerapan keterampilan berpikir kritis yang tepat dapat membantu mencapai tujuan yang diinginkan, atau untuk mencegah yang tidak diinginkan. Misalnya, seorang manajer dapat menerapkan keterampilan berpikir kritis untuk memotivasi karyawan dengan memikirkan kata-kata yang tepat untuk diucapkan guna mencapai tujuan ini. Manajer juga dapat menggunakan keterampilan berpikir kritis untuk mencegah kemungkinan tindakan buruh atau serikat pekerja melalui apa yang dia lakukan atau katakan.