Banyak penulis fiksi percaya bahwa karakter adalah elemen terpenting dalam novel atau cerita pendek apa pun. Penulis menggunakan banyak metode penokohan untuk menghidupkan karakter tersebut di benak pembaca. Metode penokohan yang paling langsung adalah penulis menggambarkan secara langsung seperti apa karakter itu. Dalam metode penokohan yang lebih tidak langsung, penulis mungkin memberikan deskripsi fisik karakter, atau menunjukkan karakter melakukan beberapa tindakan, baik positif atau negatif, jadi terserah pembaca untuk memutuskan orang seperti apa karakter berdasarkan detail tersebut. . Seorang penulis juga dapat menggunakan pemikiran karakter sudut pandang untuk membantu memberikan kesan kepada pembaca tentang karakter sudut pandang dan karakter lain dalam cerita.
Cukup menggambarkan seperti apa karakter itu mungkin adalah salah satu metode karakterisasi yang paling mudah. Sebagai contoh, penulis mungkin menggambarkan karakter sebagai, “seorang gadis pemalu, pendiam yang biasanya terlalu takut untuk berbicara di depan umum,” atau “seorang pemuda yang marah dengan chip di bahunya lebar satu mil.” Sebagian besar pembaca dan kritikus menganggap metode penokohan ini tidak memuaskan, dan sebagian besar penulis percaya bahwa itu melanggar salah satu aturan paling penting dalam menulis fiksi: “Tunjukkan, jangan beri tahu.” Alih-alih menggambarkan karakter secara langsung, penulis didorong untuk mengungkapkan karakter dengan cara lain yang lebih tidak langsung.
Ada banyak metode karakterisasi tidak langsung. Seorang penulis mungkin menggambarkan karakteristik fisik karakter, cara karakter berpakaian, atau beberapa tindakan yang dilakukan karakter. Kemudian diserahkan kepada pembaca untuk menarik kesimpulannya sendiri tentang karakter berdasarkan fakta-fakta tersebut. Jika karakter digambarkan mengenakan pakaian cerah dan ceria dan memiliki senyum abadi di wajahnya, pembaca dapat menyimpulkan bahwa dia adalah orang yang umumnya bahagia dan ceria. Di sisi lain, dengan menggambarkan cara karakter menendang gnome kebun tetangga, penulis mungkin mencoba untuk menyiratkan bahwa karakter tersebut adalah orang yang tidak bahagia atau tidak menyenangkan yang tidak bergaul dengan orang lain.
Metode penokohan tidak langsung lainnya bergantung pada pikiran dan perasaan para tokoh dalam sebuah karya prosa. Seorang penulis dapat menggunakan titik karakter untuk memberi pembaca gambaran seperti apa karakter itu. Misalnya, karakter yang secara mental bersemangat tentang kencan yang dia lakukan tadi malam saat dia berada di pemakaman mungkin dangkal dan egois. Seorang penulis juga dapat menggunakan pikiran dan perasaan satu karakter tentang karakter lain untuk memberi pembaca gambaran tentang kepribadian dan sikap karakter kedua.