Dalam literatur seperti legenda tentang pencarian Cawan Suci atau The Canterbury Tales, terdapat perbedaan yang signifikan antara istilah pencarian dan ziarah. Ini membantu ketika membaca bahan untuk memahami perbedaan ini, karena mereka dapat membuat diskusi dan analisis sebuah karya lebih jelas dan menarik.
Ziarah adalah perjalanan dengan tujuan tertentu. Seseorang tahu bagaimana mencapai tujuan, seperti Mekah, Gereja Canterbury, atau Lourdes. Apa yang terjadi pada akhir haji tidak diketahui. Akankah seseorang menemukan pencerahan spiritual? Akankah seseorang menyaksikan keajaiban? Dalam kebanyakan kasus, orang dapat menyebut tujuan ziarah yang berpusat pada.
Sebaliknya, pencarian adalah pencarian sesuatu yang memiliki lokasi yang tidak diketahui. Seseorang mengharapkan untuk menemukan sesuatu, seperti Cawan Suci, pada akhir itu. Namun, pencarian terutama berpusat pada perjalanan. Yang paling penting adalah perjalanan, yang mempersiapkan seseorang untuk menerima manfaat yang diketahui.
Misalnya, menemukan Cawan Suci adalah pengakuan esensial Tuhan atas kualitas spiritual seseorang. Seseorang mengharapkan ini. Namun, tidak ada peta jalan untuk ini. Jelas, pencarian juga merupakan cara menguji kesiapan seseorang untuk menemukan apa yang dia cari.
Ini cukup jelas dalam legenda Grail. Kebanyakan ksatria gagal dalam pencarian mereka untuk menemukan Grail karena mereka tidak memiliki kemampuan spiritual untuk berada di hadirat Tuhan. Mereka tidak gagal karena mereka tidak tahu bagaimana mencapai Grail. Satu-satunya cara untuk sampai ke sana adalah membuktikan diri melalui perjalanan.
Berbeda dengan quest, ziarah umumnya memiliki road map. Bagian dari perjalanan haji memang mempersiapkan ruh untuk berinteraksi dengan yang ilahi. Hal ini terutama terjadi pada haji modern, ziarah yang dilakukan banyak Muslim seumur hidup mereka ke Mekah. Para peziarah ini berjalan mengikuti jejak, secara harfiah, dari Muhammad. Mereka mengalami beberapa kekurangan, ketidaknyamanan dan kesulitan di sepanjang jalan. Tetapi dengan banyak pelancong lain di samping mereka, sulit untuk tersesat.
Seperti sebuah pencarian, perampasan ziarah pada akhirnya dapat mempengaruhi bagaimana seseorang bereaksi untuk mencapai tujuan. Namun, mereka yang berziarah akan mencapai tujuan. Sebuah pencarian mungkin tidak akan pernah berakhir, dan seseorang mungkin tidak akan pernah siap untuk menemukan apa yang dia cari.
Dalam analisis kritis sastra, banyak yang berpendapat bahwa karya-karya tertentu mewakili pencarian atau ziarah. Misalnya, Divine Comedy Dante membangkitkan perdebatan ini. Banyak kritikus berpendapat bahwa Dante pada dasarnya sedang dalam pencarian untuk menemukan yang ilahi, yang diwakili oleh Paradise dan Beatrice. Dante sebagai karakter tidak yakin apakah dia akan pernah mencapai tujuannya, tetapi setiap langkah perjalanannya membuatnya lebih dari itu.
Sebaliknya, beberapa kritikus berpendapat Dante sedang berziarah. Dia selalu dibimbing dalam perjalanannya sehingga jalannya pasti akan mencapai hasil akhir menemukan surga dan menemukan cintanya yang hilang, Beatrice. Namun banyak kritikus menentang bahwa jika jalan Dante benar-benar sebuah ziarah, perjalanan sebenarnya tidak akan diberikan secara rinci.
Banyak juga yang menggunakan istilah pencarian dan ziarah ketika membahas cara ideal untuk menjalani kehidupan. Pekerjaan seperti Pilgrim’s Progress mewakili perjuangan manusia melalui godaan untuk mencapai tujuan yang diketahui. Fokus satu pikiran pada tujuan lebih penting daripada aspek perjalanan.