Apa Perbedaan Antara Republik dan Demokrasi?

Menurut definisi, republik adalah bentuk pemerintahan perwakilan yang diperintah menurut piagam, atau konstitusi, dan demokrasi adalah pemerintahan yang diperintah menurut kehendak mayoritas. Meskipun bentuk-bentuk pemerintahan ini sering membingungkan, mereka sangat berbeda. Perbedaan utama antara republik dan demokrasi adalah piagam atau konstitusi yang membatasi kekuasaan di republik, seringkali untuk melindungi hak individu dari keinginan mayoritas. Dalam demokrasi sejati, mayoritas berkuasa dalam semua kasus, terlepas dari konsekuensi apa pun bagi individu atau bagi mereka yang bukan mayoritas dalam suatu masalah.

Variasi

Menambah kebingungan tentang perbedaan antara kedua bentuk pemerintahan adalah kenyataan bahwa, dalam praktiknya, ada banyak variasi masing-masing. Misalnya, demokrasi perwakilan adalah demokrasi di mana, seperti republik, pejabat dipilih untuk memberikan suara atas nama rakyat pada sebagian besar masalah, daripada meminta semua warga negara memberikan suara untuk setiap masalah. Selanjutnya, demokrasi konstitusional adalah demokrasi perwakilan di mana kekuasaan pemerintah dibatasi oleh konstitusi. Pada dasarnya, ini adalah republik, jadi untuk tujuan praktis, perbedaan antara republik dan demokrasi konstitusional seringkali sebagian besar adalah semantik.

Pemerintah oleh Rakyat
Di kedua jenis pemerintahan, keputusan dibuat oleh rakyat atau perwakilan mereka dan bukan oleh raja. Kepala negara, dalam banyak kasus, disebut sebagai presiden dan dipilih oleh rakyat, secara langsung atau tidak langsung. Perwakilan pemerintah di kedua jenis pemerintahan juga dipilih oleh rakyat. Dalam demokrasi langsung, di mana rakyat sendiri memberikan suara pada semua masalah, pejabat atau perwakilan pemerintah hanya melaksanakan kehendak mayoritas daripada memilih atas nama rakyat.

Melindungi Hak Individu
Sebuah demokrasi sejati jarang terjadi karena potensinya untuk berubah menjadi apa yang bisa disebut “pemerintahan massa.” Ini terjadi ketika mayoritas membuat keputusan yang menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan minoritas. Misalnya, kelas ras, agama, atau sosial ekonomi yang terdiri dari lebih dari 50% populasi pemilih dapat — secara teoritis — memilih untuk memberi dirinya keuntungan tertentu atau untuk menindas atau membatasi mereka yang minoritas. Dalam demokrasi sejati, tidak ada kekuatan hukum yang melindungi minoritas.

Dalam republik atau demokrasi konstitusional, bagaimanapun, piagam atau konstitusi biasanya menjamin hak-hak tertentu untuk individu atau kelompok minoritas. Ini mencegah hak-hak itu diambil atau dilanggar oleh kehendak mayoritas. Perlindungan ini sangat mendasar bagi bentuk pemerintahan republik.