Perbedaan mendasar antara prolog dan epilog adalah bahwa prolog muncul sebelum sisa cerita, dan epilog muncul setelahnya. Ini adalah teknik yang digunakan dalam penulisan novel untuk memberikan informasi tambahan kepada pembaca, secara teoritis untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang cerita, atau memperluasnya melampaui batasan waktu yang diberikan dalam buku. Kebanyakan novel tidak akan menyertakan prolog dan epilog; satu atau yang lain lebih umum, tetapi tentu saja tidak ada aturan, dan beberapa penulis akan memilih untuk memasukkan keduanya jika memenuhi kebutuhan pekerjaan. Seringkali, ini akan sangat pendek, dan nadanya akan sedikit berbeda dari cerita lainnya.
Sebuah prolog dan epilog agak lebih umum dalam sastra klasik daripada sastra modern, meskipun beberapa novel kontemporer memasukkan teknik sastra ekstra ini. Mereka ditulis untuk memperluas cerita, dan lebih menarik minat pembaca. Beberapa penulis dan editor berpendapat bahwa prolog dan epilog seharusnya tidak diperlukan jika cerita itu sendiri sudah lengkap, sementara yang lain melihat tidak ada masalah dengan mereka. Ini sebagian besar masalah preferensi pribadi dan gaya, serta apa yang dicari penerbit tertentu.
Sebagai pengantar sebuah cerita, prolog dapat bekerja dengan sangat baik. Ini biasanya lebih pendek dari bab yang sebenarnya, dan mungkin hanya satu atau dua halaman. Seringkali, ini dimaksudkan untuk memberikan beberapa cerita belakang tentang peristiwa yang terjadi sebelum awal novel. Misalnya, jika sebuah novel adalah tentang sebuah keluarga, prolog mungkin menyertakan informasi tentang orang-orang yang pertama kali memulai keluarga itu, atau di mana mereka pertama kali menetap. Informasi ini mungkin dimasukkan dalam prolog jika relevan dengan cerita nanti. Bahkan, jika seorang penulis meluangkan waktu untuk menulis prolog, aman untuk menganggap informasi ini penting.
Epilog memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi setelah akhir cerita, terkadang bertahun-tahun kemudian. Ini mungkin merinci apa yang terjadi pada karakter tertentu; misalnya, jika mereka adalah anak-anak dalam buku dan sekarang telah dewasa dan mengalami peristiwa penting tambahan. Ini juga dapat berfungsi sebagai penggoda untuk sekuel. Seringkali, seorang penulis yang menulis prolog dan epilog, atau satu atau yang lain, akan menulisnya dengan nada yang sedikit berbeda dari cerita lainnya; misalnya, seolah-olah dia sedang berbicara langsung kepada pembaca. Ini membantu memisahkan prolog atau epilog dari sisa cerita dan membuatnya lebih menarik.