Pregabalin dan gabapentin keduanya antikonvulsan yang digunakan untuk mengobati kejang epilepsi dan berbagai kondisi medis lainnya. Sebagai obat yang sangat mirip, mereka memang memiliki perbedaan. Perbedaan utama adalah bahwa pregabalin lebih kuat dari kedua obat tersebut. Perbedaan lain antara kedua obat adalah bahwa tubuh menyerap pregabalin pada tingkat yang lebih cepat, dan pregabalin juga menyebabkan lebih sedikit efek samping yang bergantung pada dosis daripada gabapentin.
Meskipun kedua obat tersebut digunakan untuk mengobati serangan epilepsi, keduanya juga dapat digunakan untuk mengobati kondisi lain. Pregabalin, misalnya, juga digunakan untuk mengobati nyeri neuropatik dan fibromyalgia. Selain itu, gabapentin juga mengobati postherpetic neuralgia (PHN) pan dan restless leg syndrome (RLS). Kondisi medis pasien, dikombinasikan dengan jenis obat yang diminumnya, menentukan dosis pengobatannya.
Karena pregabalin lebih kuat daripada gabapentin, dibutuhkan dosis pregabalin yang lebih kecil untuk menyamai tingkat potensi yang sama dalam dosis gabapentin. Ini berarti pasien akan menggunakan dosis pregabalin yang lebih rendah dibandingkan dengan dosis gabapentin yang lebih besar. Sifat penyerapan pregabalin juga bekerja untuk keuntungannya karena memastikan asupan obat yang lebih stabil. Pregabalin dan gabapentin keduanya menyebabkan efek samping tetapi gabapentin cenderung menyebabkan lebih banyak efek samping yang tergantung pada dosis obat. Tentu saja, efek samping juga tergantung pada kondisi spesifik pasien.
Kesamaan antara susunan pregabalin dan gabapentin berarti bahwa efek samping dari kedua obat tersebut terkadang sama, meskipun mungkin juga berbeda. Efek samping dari pregabalin, beberapa di antaranya mungkin juga berkaitan dengan gabapentin, termasuk masalah keseimbangan, mulut kering dan tremor. Efek samping yang lebih serius termasuk pendarahan atau memar yang tidak normal, nyeri otot dan masalah penglihatan. Penglihatan kabur, pusing dan sakit kepala adalah contoh efek samping gabapentin. Efek samping yang serius, di sisi lain, termasuk buang air kecil yang tidak normal, peningkatan kejang dan gerakan mata yang cepat.
Terutama untuk anak-anak, pregabalin dan gabapentin dapat menyebabkan perubahan perilaku, seperti peningkatan agresivitas. Selain itu, anak-anak mungkin juga mengalami masalah konsentrasi atau memori. Untuk semua pasien, pregabalin dan gabapentin juga dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri. Apapun efek samping yang dialami pasien, dia tidak boleh berhenti minum obat sebelum berbicara dengan dokter. Biasanya, pasien harus berhenti minum obat secara bertahap sehingga dapat mengurangi kemungkinan menderita gejala putus obat seperti diare, kejang meningkat, dan sulit tidur.