Lupus dan fibromyalgia adalah gangguan rematik yang memiliki beberapa gejala dan dapat dialami secara bersamaan oleh pasien. Meskipun tumpang tindih ini, lupus dan fibromyalgia adalah kondisi berbeda yang akan dialami setiap pasien dengan caranya sendiri. Pada kasus lupus, jaringan, persendian, dan organ tubuh pasien diserang oleh sistem imun. Penderita fibromyalgia dapat menunjukkan beberapa gejala yang mirip dengan lupus tetapi tanpa mengalami peradangan, kerusakan sendi, atau organ atau banyak komplikasi lain yang diakibatkan oleh lupus, termasuk kerentanan terhadap infeksi lain seperti pilek, herpes zoster, dan pneumonia.
Lupus dan fibromyalgia adalah gangguan kronis, tetapi yang terakhir tidak menyebabkan peradangan atau kerusakan organ dan jaringan. Fibromyalgia umumnya ditandai dengan nyeri otot, tendon, dan ligamen yang meluas, serta titik nyeri dan kelelahan tertentu. Berbeda dengan lupus, fibromyalgia tidak progresif dan tidak membuat pasien rentan terhadap masalah atau penyakit medis lainnya.
Patologi lupus lebih dipahami daripada fibromyalgia, meskipun penyebab spesifik kondisi ini masih diperdebatkan di kalangan profesional medis. Tidak seperti fibromyalgia, lupus adalah gangguan autoimun yang ditandai dengan sistem kekebalan tubuh, mengaktifkan sendi, jaringan, dan organnya sendiri. Orang yang menderita lupus biasanya menunjukkan beberapa gejala yang berbeda dari fibromyalgia, seperti pembengkakan sendi, kerusakan organ, dan ruam wajah kupu-kupu yang khas atau ruam tubuh bersisik.
Tes darah dan tes lainnya dapat membantu profesional medis menentukan apakah pasien menderita lupus atau tidak. Tes antibodi antinuklear, tes anti-DNA untai ganda, dan tingkat sedimentasi eritrosit adalah semua tes darah yang dapat dipesan dokter untuk mendiagnosis lupus. Selain itu, dokter mungkin memerintahkan urinalisis atau penilaian ginjal dan hati jika dia mencurigai seseorang menderita lupus.
Tidak ada tes laboratorium atau pemindaian imajinasi yang dapat mengkonfirmasi diagnosis fibromyalgia. Dokter yang mencurigai fibromyalgia sering menghilangkan kondisi serupa terlebih dahulu dan menguji 18 titik spesifik pada tubuh pasien untuk mengetahui apakah ada nyeri tekan. Seorang pasien memenuhi kriteria fibromyalgia jika dia nyeri tekan setidaknya 11 dari 18 poin dan telah mengalami nyeri otot yang meluas selama lebih dari tiga bulan.
Perawatan untuk lupus dan fibromyalgia dapat berbeda secara signifikan. Lupus umumnya diobati dengan kortikosteroid, antimalaria, atau obat imunosupresif. Sebaliknya, antidepresan, analgesik, dan obat anti-kejang adalah pilihan pengobatan fibromyalgia yang khas. Penting bagi pasien yang mencari diagnosis untuk menemukan profesional medis yang akrab dengan lupus dan fibromyalgia.