Apa Perbedaan antara Klasisisme dan Neoklasikisme?

Perbedaan terbesar antara klasisisme dan neoklasikisme adalah waktu. Keduanya adalah gerakan seni yang berakar pada zaman Yunani dan Romawi, tetapi pada umumnya klasisisme terjadi selama puncak era ini dan selama kebangkitan singkat selama Renaisans Eropa, sedangkan neoklasikisme terjadi kemudian, tetapi diilhami secara langsung oleh dan dalam banyak cara dicari. untuk meniru gaya klasik yang lebih tradisional. Ada juga beberapa perbedaan dalam hal landasan teori; banyak klasisisme, misalnya, didasarkan pada teori dan pencarian kesempurnaan, sementara neoklasikisme sering lebih terfokus pada apresiasi terhadap yang kuno dan ketertarikan pada kekunoan daripada merangkulnya sebagai cara hidup modern yang sebenarnya.

Pemilihan waktu

Mungkin sulit untuk menentukan dengan tepat batas antara klasisisme dan neoklasikisme, karena transisi sering kali lebih tentang pergeseran lambat dalam cita-cita dan perspektif daripada membalik halaman kalender. Seni klasik dan gerakan klasisisme secara luas diidentikkan dengan puncak kekaisaran Yunani dan Romawi kuno, dan dihidupkan kembali tak lama setelah Renaisans di Eropa, periode yang berlangsung pada abad ke-14 hingga ke-17. Menurut beberapa cendekiawan, minat mendalam pada budaya kuno inilah yang membantu memulai gerakan Renaisans sejak awal. Ketertarikan selanjutnya pada seni klasik, biasanya berasal dari abad ke-18 atau setelahnya, biasanya dianggap sebagai neoklasik. Gerakan ini tidak terlalu terfokus pada kebangkitan cita-cita, melainkan minat dan apresiasi yang menyeluruh. Bangunan neoklasik, misalnya, sering meniru gaya klasik untuk tujuan estetika daripada untuk alasan idealis.

Pentingnya Renaisans Eropa secara Luas

Renaisans mencakup banyak sekali ide dan perubahan, dan banyak pemikir modern melihatnya sebagai semacam “jembatan” yang membawa masyarakat Eropa keluar dari Abad Pertengahan dan memasuki zaman modern. Karya seni, filsafat, dan cita-cita ilmu sosial tentu saja merupakan bagian besar dari transisi. Tempat manusia di dunia dan peran seni dalam ekspresi manusia adalah konsep yang dievaluasi kembali selama Renaisans. Secara khusus, arsitektur dan patung Yunani ditiru dan digunakan sebagai platform untuk menciptakan jenis seni baru selama periode ini.

Seni dan arsitektur Yunani dan Romawi telah mengilhami seni Barat selama berabad-abad, dan estetika, atau gagasan tentang keindahan artistik, yang dianut oleh karya-karya ini memiliki dampak yang bertahan lama bagi para sarjana dan pelajar di seluruh dunia. Prinsip-prinsip estetika Yunani dan Romawi dalam seni pahat dan arsitektur yang menjadi sangat mendasar selama Renaisans membentuk tulang punggung klasisisme seperti yang terlihat saat ini, dan kebangkitan dan refleksi kemudian memunculkan neoklasikisme.

Ciri-ciri Utama Klasisisme

Ada banyak elemen yang dapat mendefinisikan klasisisme, tetapi secara umum gerakannya didominasi oleh pencarian kesempurnaan, rasa harmoni bahkan antara elemen yang berbeda, dan pengekangan, yang berarti bahwa segala sesuatunya dihias atau indah untuk tujuan tertentu — bukan hanya demi diri mereka sendiri. Ada juga elemen universalitas yang dimainkan, dengan seniman dan master ingin melibatkan berbagai cita-cita dan pemikiran ke dalam karya mereka.

Klasisisme terus mempengaruhi seni Barat setelah Renaisans dan pengaruh klasik baik dalam seni visual maupun arsitektur masih terlihat jelas. Pemahaman tentang anatomi manusia dan penggambaran realistis bentuk manusia mendominasi seni Yunani dan Romawi. Setelah Renaisans, penggambaran realistis bentuk manusia terus mendapat tempat dalam seni visual. Elemen arsitektur klasik masih terlihat sampai sekarang dan sering terlihat di gedung-gedung pemerintahan di seluruh dunia.

Memahami Gerakan Neoklasik

Neoklasikisme adalah gerakan seni khusus yang dimulai pada abad ke-18 dan didasarkan pada keyakinan bahwa ada cita-cita abadi dalam seni yang melampaui perubahan gaya. Itu berlangsung sampai akhir abad ke-19. Selama periode ini arsitektur barat di Eropa mencerminkan minat baru pada barang antik dan reruntuhan Romawi dan Yunani. Sejarah Romawi menjadi subyek dari banyak lukisan, dan ketertarikan pada barang antik juga tercermin dalam buku Thoughts on the Imitation of Greek Art in Painting and Sculpture, yang diterbitkan pada tahun 1755 oleh Johan Winckelmann.