Kanker rahim dan kanker serviks berbeda dalam beberapa hal, termasuk penyebabnya. Perbedaan lain antara kanker rahim dan kanker serviks adalah lokasinya di dalam tubuh wanita. Kanker rahim kadang-kadang disebut sebagai kanker endometrium, atau kanker jaringan yang melapisi bagian dalam rahim, karena biasanya dimulai di endometrium. Kanker serviks juga dimulai di dalam rahim, tetapi di sel-sel tipis dan rata di permukaan serviks, yang merupakan bagian bawah rahim. Kanker rahim adalah sekitar tiga kali lebih umum daripada kanker serviks, dan lebih mungkin untuk didiagnosis lebih awal.
Faktor-faktor yang tampaknya menjadi penyebab kanker rahim dan serviks berbeda. Dokter telah menemukan bahwa kanker rahim lebih sering terjadi pada wanita yang memiliki kelebihan estrogen, yang merupakan hormon reproduksi. Estrogen ekstra dapat menyebabkan lapisan rahim menebal dan sel kanker tumbuh. Kanker rahim biasanya ditemukan pada tahap awal, melalui tes Papanicolaou rutin, atau Pap smear, dan kemudian dapat diobati dan disembuhkan.
Kanker serviks biasanya disebabkan oleh infeksi virus human papillomavirus (HPV), yang ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang mulai melakukan hubungan seksual pada usia muda, yang telah memiliki banyak pasangan seksual atau yang melakukan hubungan seks tanpa menggunakan kondom berada pada peningkatan risiko tertular HPV dan mengembangkan kanker serviks. Sel-sel serviks yang abnormal dapat dideteksi melalui Pap smear dan pemeriksaan kesehatan secara teratur.
Gejala kanker rahim dan kanker serviks juga berbeda. Gejala kanker rahim dapat mencakup pendarahan vagina yang tidak normal setelah menopause, nyeri atau penurunan berat badan yang tidak terduga. Kanker serviks seringkali tidak terdiagnosis hingga stadium lanjut, karena banyak pasien yang tidak mengalami gejala apapun hingga kanker telah menyebar. Seiring perkembangannya, kanker serviks menyebabkan pendarahan vagina yang tidak normal.
Wanita antara usia 60 dan 70 lebih mungkin didiagnosis dengan kanker rahim. Diabetes, obesitas, infertilitas, dan menstruasi yang jarang dapat meningkatkan risiko wanita terkena kanker rahim. Status ekonomi yang buruk dapat menjadi faktor risiko terjadinya kanker serviks. Wanita yang tidak mampu melakukan pemeriksaan rutin dan Pap smear lebih mungkin terkena kanker serviks. Mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah juga berisiko lebih tinggi terkena kanker serviks.