Apa Perbedaan Antara HIV dan AIDS?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sel T dalam sistem kekebalan tubuh. Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah suatu sindrom yang muncul pada stadium lanjut infeksi HIV. Perbedaan antara HIV dan AIDS adalah bahwa HIV adalah virus, sedangkan AIDS adalah kondisi medis. HIV kadang-kadang disebut sebagai agen penyebab, karena tidak mungkin mengembangkan AIDS tanpa infeksi HIV, meskipun mungkin saja terinfeksi HIV tanpa mengembangkan AIDS.

HIV dapat ditularkan secara seksual atau melalui produk darah. Beberapa faktor risiko umum untuk infeksi HIV meliputi: seks tanpa kondom, berbagi jarum suntik, dan paparan produk darah yang terkontaminasi. Begitu seseorang terinfeksi HIV, virus mulai bereplikasi dalam darah, secara perlahan membajak sel-T sehingga tidak dapat berfungsi secara normal. Jika infeksi dibiarkan berkembang, akhirnya akan berkembang menjadi AIDS. Orang dengan HIV dan AIDS berada pada peningkatan risiko infeksi oportunistik, karena sistem kekebalan mereka melemah.

AIDS ditandai dengan infeksi HIV dan adanya satu atau lebih infeksi oportunistik. Toksoplasmosis, infeksi candida yang tidak dapat dikendalikan, cytomegalovirus, pneumocystitis pneumonia, dan Kaposi’s Sarcoma adalah beberapa contoh infeksi terkait AIDS. Dalam tes darah pasien, jumlah sel T secara drastis di bawah angka normal, mencerminkan keadaan sistem kekebalan yang melemah. Virus HIV dalam tubuh penderita AIDS juga masih ada dan masih menular, dan penderita AIDS dapat menularkan HIV kepada orang lain.

Orang bisa memikirkan perbedaan antara HIV dan AIDS dalam arti bahwa HIV adalah virus, sedangkan AIDS adalah kelainan, seperti halnya Toxic Shock Syndrome (TSS) adalah kelainan yang disebabkan oleh infeksi bakteri staph. Perkembangan infeksi virus menjadi AIDS yang parah sangat tidak diinginkan, karena infeksi oportunistik yang terjadi dapat membunuh pasien. Tes HIV rutin dapat mengidentifikasi infeksi pada tahap awal, memungkinkan pasien untuk menggunakan obat profilaksis yang akan memperlambat laju replikasi virus, menunda timbulnya AIDS.

Batas antara HIV dan AIDS telah kabur di media populer, yang dapat membingungkan orang awam. Banyak klinik, misalnya, mengiklankan “tes AIDS gratis” kepada klien mereka, padahal sebenarnya yang mereka maksud adalah “tes HIV gratis”. Baik HIV dan AIDS juga merupakan subjek dari banyak penelitian di komunitas ilmiah, dengan dokter mencari pendekatan pengobatan baru untuk tahap awal infeksi HIV serta AIDS itu sendiri.