Apa Perbedaan antara Hipoksia dan Hipoksemia?

Hipoksia dan hipoksemia adalah dua istilah yang mengacu pada penurunan ketersediaan oksigen, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan. Meskipun terdengar mirip, dan yang satu dapat menyebabkan yang lain, mereka berbeda. Hipoksemia mengacu secara khusus pada tingkat oksigen terlarut yang rendah dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan perkembangan hipoksia, atau penurunan suplai oksigen ke berbagai organ dan jaringan. Hipoksia dan hipoksemia keduanya bisa sangat serius, karena jaringan tubuh tidak dirancang untuk berfungsi tanpa oksigen.

Dalam kasus hipoksemia, dokter dapat melakukan tes untuk mengukur jumlah oksigen terlarut yang ada. Jika tingkat saturasi oksigen pasien di bawah 90%, ini merupakan indikasi hipoksemia. Untuk beberapa alasan, tidak cukup oksigen yang masuk ke dalam darah pasien. Beberapa penyebab dapat mencakup laju pernapasan yang melambat, cairan di paru-paru, atau penyakit paru-paru. Seiring waktu, penurunan ketersediaan oksigen dapat mulai menimbulkan komplikasi.

Dengan hipoksia, jaringan dan organ mengalami kekurangan oksigen dan mulai mengalami masalah. Ini dapat mencakup kematian sel yang menyebabkan nekrosis jaringan, di mana jaringan mati karena tidak mendapatkan cukup oksigen. Di otak, kondisi yang dikenal sebagai hipoksia serebral dapat berkembang di mana sel-sel otak mengalami penurunan fungsi karena kekurangan oksigen. Hipoksia dan hipoksemia dapat terjadi secara bersamaan, karena oksigen darah yang rendah menyebabkan jaringan menjadi hipoksia. Pasien juga dapat mengalami hipoksia karena anemia, yang umumnya menyebabkan rendahnya suplai sel darah merah pembawa oksigen, atau karena hambatan suplai darah.

Perawatan untuk hipoksia dan hipoksemia serupa, karena tujuan kedua kasus tersebut adalah untuk mendapatkan lebih banyak oksigen ke pasien. Pasien mungkin perlu memakai masker oksigen atau mungkin memerlukan intubasi jika dia tidak dapat bernapas secara mandiri. Dokter akan meresepkan campuran oksigen tinggi, bukan udara lurus, untuk meningkatkan jumlah oksigen yang masuk ke paru-paru. Ini dapat memfasilitasi pertukaran gas dan meningkatkan kadar oksigen darah.

Jika jaringan pasien terus mengalami hipoksia, dokter mungkin perlu menjalankan beberapa tes untuk mempelajari lebih lanjut tentang fungsi paru-paru pasien dan memeriksa masalah seperti penghalang yang mungkin menyumbat aliran darah dan mempersulit area tubuh untuk mendapatkan darah yang dibutuhkannya. Dengan hipoksia dan hipoksemia, jaringan juga mungkin mati karena kekurangan nutrisi. Ini menunjukkan bahwa aliran darah secara keseluruhan tidak sekuat yang seharusnya dan sel tidak bisa mendapatkan senyawa yang mereka andalkan untuk berfungsi. Dokter mungkin mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan tekanan darah atau meningkatkan aliran darah.