Apa Perbedaan antara Hipokalemia dan Hiperkalemia?

Hipokalemia dan hiperkalemia keduanya mengacu pada ketidakseimbangan kalium dalam aliran darah. Jumlah kalium yang lebih rendah dari normal disebut hipokalemia, dan jumlah yang lebih tinggi dari normal disebut hiperkalemia. Kedua kondisi tersebut dapat diklasifikasikan sebagai ringan atau berat, tergantung pada tingkat penyimpangan dari tingkat normal. Penyebab kedua kondisi ini dan perawatannya berbeda, meskipun tujuan dalam mengobati kedua kondisi tersebut adalah untuk menormalkan kadar kalium.

Tingkat potasium tertentu dalam tubuh diperlukan untuk fungsi sel yang sehat, terutama sel otot dan saraf serta fungsi jantung. Nutrisi ini diperoleh melalui makanan, dan sebagian besar disimpan dalam sel-sel tubuh dengan persentase kecil dibawa dalam darah. Ginjal membuang kelebihan kalium yang kemudian diekskresikan dalam urin. Gangguan pada sistem ini dapat menyebabkan hipokalemia dan hiperkalemia.

Masalah ginjal dapat menyebabkan hipokalemia dan hiperkalemia, tetapi penyebab kedua kondisi tersebut berbeda. Kalium yang tinggi biasanya disebabkan oleh gangguan ginjal yang mengurangi kemampuan ginjal untuk membuang kelebihan kalium. Kerusakan sel yang disebabkan oleh cedera, pembedahan, atau penyakit dapat menyebabkan banyak sel melepaskan kalium ke dalam aliran darah sekaligus, yang mengakibatkan hiperkalemia. Konsumsi berat pengganti garam juga dapat menyebabkan kalium tinggi.

Kadar kalium yang rendah paling sering disebabkan oleh tidak mengkonsumsi atau menyerap nutrisi yang cukup. Gangguan makan, malnutrisi, penyakit, atau minum obat tertentu dapat mengganggu konsumsi atau penyerapan kalium. Mengambil obat pencahar juga dapat menyebabkan masalah. Penyakit ginjal yang menyebabkan terlalu banyak kalium yang dikeluarkan juga dapat menyebabkan hipokalemia.

Konsekuensi yang parah atau bahkan mengancam nyawa dapat timbul dari kasus hipokalemia dan hiperkalemia yang serius, termasuk serangan jantung. Banyak orang dengan hipokalemia tidak memiliki gejala atau hanya gejala yang samar, tetapi beberapa orang mengalami kelemahan, kelelahan, pingsan, kram otot, kram perut, sembelit, atau perubahan ritme jantung. Hiperkalemia serupa di mana kebanyakan orang memiliki sedikit gejala atau hanya memiliki gejala yang tidak jelas seperti kelelahan, tetapi beberapa orang merasa mual, memiliki detak jantung yang tidak teratur atau lambat, atau denyut nadi yang lemah.

Pengobatan hipokalemia sangat mudah dan memerlukan pemberian kalium melalui mulut atau intravena, meskipun kondisi yang mendasarinya perlu diobati atau kadar kalium orang tersebut akan turun lagi. Hiperkalemia umumnya diobati dengan mengurangi konsumsi kalium, tetapi pengobatan darurat hiperkalemia berat lebih kompleks. Pasien akan diberikan obat untuk mengurangi kadar kalium, serta obat yang memerangi efek terlalu banyak kalium pada tubuh, termasuk kalsium intravena, insulin, dan glukosa.