Hipoglikemia dan hiperglikemia keduanya merupakan kondisi yang melibatkan kadar gula darah yang tidak normal. Dalam kasus hipoglikemia, gula darah terlalu rendah, sedangkan pasien dengan hiperglikemia memiliki gula darah yang terlalu tinggi. Umumnya, kadar di atas 180 miligram/dekaliter dianggap hiperglikemik, sedangkan pasien dengan pengukuran glukosa darah di bawah 70 miligram/dekaliter berada pada tahap awal hipoglikemia. Variasi kadar gula darah dapat menyebabkan serangkaian komplikasi bagi pasien.
Pada hipoglikemia dan hiperglikemia, segera setelah kondisi diidentifikasi, pengobatan berfokus pada menstabilkan kadar gula darah. Setelah kadar normal, eksplorasi penyebab kadar gula darah abnormal dapat dimulai, dengan tujuan mencegah episode berikutnya. Pasien dengan kondisi yang menempatkan mereka pada risiko hipoglikemia dan hiperglikemia dapat dipantau secara ketat terutama untuk tanda-tanda peringatan dini kelainan gula darah.
Salah satu penyebab paling terkenal dari gula darah tinggi adalah diabetes, meskipun pasien juga dapat menjadi hiperglikemik sebagai akibat dari obat-obatan tertentu, stres tinggi, atau penyakit. Hipoglikemia paling sering disebabkan oleh faktor makanan seperti nutrisi yang tidak memadai, dan juga dapat dikaitkan dengan berbagai penyakit dan gangguan metabolisme. Hipoglikemia dan hiperglikemia cenderung menyebabkan gejala seperti pusing, pingsan, dan kebingungan, dan pasien dapat pingsan jika kadar gula darahnya terlalu tinggi atau rendah.
Tes darah sederhana dapat digunakan untuk memeriksa kadar glukosa darah pada pasien dengan masalah yang dicurigai. Tindakan korektif dapat diambil untuk menyesuaikan glukosa darah secara perlahan, dengan tujuan mencegah efek jungkat-jungkit, di mana gula darah pasien turun secara tidak normal rendah atau naik secara tidak normal tinggi setelah perawatan. Pasien yang stabil dapat dievaluasi secara menyeluruh jika penyebab hipoglikemia atau hiperglikemia tidak jelas.
Pasien dengan penyakit kronis yang diketahui menyebabkan kelainan kadar gula darah biasanya disarankan untuk memantau penyakit mereka dengan cermat dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki gula darah mereka jika kadarnya mulai menurun. Jika pasien mengalami episode masalah gula darah berulang, itu bisa menjadi pertanda penyakitnya tidak terkontrol dengan baik, dan pasien perlu menemui dokter untuk menyesuaikan rencana perawatan dan mengatasi masalah gula darah. Penyakit yang tidak terkontrol dengan baik seperti diabetes tidak hanya menyebabkan perubahan kadar glukosa darah; mereka juga dapat menyebabkan sejumlah komplikasi di seluruh tubuh, termasuk kerusakan organ, gangguan sirkulasi, dan kerusakan pada mata. Penting untuk menerima pengobatan yang memadai untuk penyebab hipoglikemia dan hiperglikemia, karena perubahan gula darah hanyalah salah satu gejala penyakit.