Hidrokodon dan kodein, keduanya obat opioid yang memiliki aplikasi untuk analgesia dan penekanan batuk, menunjukkan efek fisiologis yang serupa. Namun, mereka memiliki komposisi yang berbeda, yang mengarah pada kekuatan, efek samping, dan peraturan hukum yang berbeda. Hidrokodon adalah obat yang secara signifikan lebih kuat daripada kodein, dan ini mengarah pada peningkatan kemungkinan kecanduan, efek samping, dan potensi overdosis. Semua analgesik opiat bekerja dengan cara yang sedikit berbeda di dalam tubuh, dan biasanya merupakan proses coba-coba untuk menentukan obat mana yang paling efektif untuk pasien. Dokter meresepkan kedua zat untuk banyak alasan yang sama, tetapi perbedaan antara keduanya menentukan obat mana yang digunakan dalam pengobatan.
Baik hidrokodon maupun kodein berasal dari bahan alami yang sama—buah opium poppy dari spesies tanaman Papaver Somniferum. Kodein ditemukan dalam bentuk yang hampir lengkap di dalam polong, tetapi lebih sering dibuat dari obat morfin. Hidrokodon adalah opioid semi-sintetik yang dimulai dengan konstituen dari tanaman dan kemudian diselesaikan di laboratorium. Itu terbuat dari dua zat yang ditemukan di dalam polong: kodein dan bahan kimia lain, thebaine. Konstituen ekstra tampaknya membantu hidrokodon bekerja lebih efektif sebagai analgesik.
Food and Drug Administration (FDA) di Amerika Serikat dan lembaga serupa di seluruh dunia mengatur obat-obatan opioid. Hidrokodon dan kodein keduanya ilegal untuk dibeli dan dimiliki di Amerika Serikat, meskipun undang-undangnya tidak seketat di negara lain seperti Kanada, di mana kodein tersedia dalam sediaan over-the-counter tertentu. Di Amerika Serikat, hidrokodon adalah obat jadwal II atau jadwal III tergantung pada unit dosis. Misalnya, Vicodin®, yang mengandung hidrokodon dan asetaminofen, adalah zat jadwal III yang kurang diatur karena asetaminofen menurunkan dosis hidrokodon yang terkandung dalam pil. Sediaan kodein hampir semua zat jadwal III di Amerika Serikat.
Profil efek samping hidrokodon dan kodein serupa dan termasuk pusing, konstipasi, dan mual. Mereka berbeda dalam hal efek samping lain yang berhubungan dengan opiat. Sering kali, orang menemukan efek samping gatal yang tidak dapat ditoleransi dengan kodein, dan dalam kasus ini, hidrokodon menawarkan alternatif yang tidak terlalu mengiritasi. Hidrokodon, bagaimanapun, menyebabkan lebih banyak mual, dan kadang-kadang dapat menyebabkan pasien menjadi hiperaktif dan mengalami insomnia. Terserah dokter dan pasien untuk menentukan mana dari dua zat yang bekerja paling baik dengan fisiologi individu dan mekanisme respon rasa sakit.