Apa Perbedaan antara Esai Argumentatif dan Persuasif?

Esai argumentatif dan persuasif sama-sama bertujuan untuk menyajikan sudut pandang tertentu, tetapi keduanya berbeda dalam cara menyampaikan maksud dan mengapa. Penulis esai argumentatif biasanya akan mencoba menyampaikan maksudnya melalui alasan. Ini berarti mengidentifikasi sudut pandang yang berlawanan dan kemudian menggunakan fakta, statistik, atau bukti lain untuk mendiskreditkannya sehingga pembaca akhirnya menyimpulkan bahwa posisi penulis benar. Esai persuasif, di sisi lain, lebih sering menggunakan gairah dan emosi dalam upaya untuk mempengaruhi loyalitas pembaca. Pandangan yang berlawanan sering diakui di sini, tetapi biasanya tidak dianalisis. Akibatnya esai semacam ini sering dianggap pada dasarnya sepihak dan ditulis terutama berdasarkan keyakinan pribadi. Makalah argumentatif biasanya terstruktur lebih seperti analisis tingkat tinggi, dengan bagian yang dikhususkan untuk melihat isu-isu kunci dari berbagai sudut.

Teknik Argumentatif

Dalam kebanyakan kasus, esai argumentatif adalah salah satu yang secara objektif menyatakan argumen yang kemudian didukung dengan fakta, statistik, dan bukti ahli. Penulis umumnya mengakui klaim balik dan argumen yang berlawanan dari awal, tetapi membuat tujuan mereka untuk mendiskreditkan mereka dengan menarik alasan pembaca. Karena itu, makalah semacam ini sering memberikan gambaran umum tentang semua argumen utama atau beasiswa tentang topik tertentu, kemudian membangun argumen tentang mana yang terbaik atau paling benar.

Ada beberapa teknik berbeda yang dapat digunakan oleh penulis jenis makalah ini, tergantung pada tujuan tepatnya. Kadang-kadang inti dari eksposisi adalah untuk menunjukkan bahwa klaim balik didasarkan pada informasi yang sudah ketinggalan zaman atau penelitian yang tidak lengkap, atau mereka mungkin didiskreditkan sebagai fakta yang tidak akurat. Tujuan esai argumentatif adalah untuk menyajikan argumen utuh yang akan meyakinkan pembaca karena landasannya pada fakta dan logika.

Penulis makalah semacam ini tahu bahwa pembaca mungkin tidak setuju pada akhir argumen, dan dalam banyak kasus meyakinkan mereka tidak terlalu penting. Lebih penting adalah bahwa argumen itu logis dan dapat dibenarkan. Setelah membaca alasan untuk posisi tersebut, pembaca setidaknya harus menghormati posisi penulis, bahkan jika dia pada akhirnya tidak menganggap posisi itu benar.

Gairah dan Persuasi
Esai persuasif, di sisi lain, biasanya dirancang untuk meyakinkan pembaca, seringkali dengan menarik emosinya. Penulis akan sering mulai berasumsi bahwa pembaca mereka salah dalam pandangan mereka dan kemudian akan menggunakan esai sebagai sarana untuk mengoreksi atau menyempurnakan persepsi. Dalam kebanyakan kasus, ini adalah daya tarik yang memanfaatkan konsepsi tradisional tentang benar dan salah, dan menggunakan hasrat untuk menarik pembaca bersama penulis untuk apa yang kurang lebih berjalan bersama.

Jenis esai ini mengakui sudut pandang yang berlawanan, tetapi biasanya tidak menghabiskan banyak waktu untuk menganalisisnya. Sebaliknya, penulis biasanya berusaha membingkai perspektif mereka sendiri dengan bahasa yang lebih meyakinkan. Esai persuasif sering dirancang untuk menarik minat pribadi, keyakinan sosial, dan hasrat pembaca yang diketahui, dan karena itu sering dirancang untuk audiens tertentu. Ini sangat kontras dengan kebanyakan esai argumentatif, yang cenderung ditulis untuk hampir semua orang.

Penulis esai persuasif juga lebih mengandalkan emosi manusia daripada statistik ketika membuat kasus mereka. Jenis tulisan ini berfokus pada penyampaian empati dan persuasif dan penulis dapat menyajikan cerita anekdotal atau berbagi pengalaman pribadi yang dapat diidentifikasi oleh pembaca. Esai sering menyajikan perubahan pikiran yang diinginkan sebagai situasi retorika yang saling menguntungkan bagi penulis dan pembaca.

Perbedaan Struktural
Dalam kebanyakan kasus, esai-esai ini juga terstruktur dengan sangat berbeda. Penulis dengan tujuan argumentatif biasanya menangani setiap masalah atau elemen secara bergantian, menganalisisnya dari semua sisi dan kemudian menarik kesimpulan yang konsisten dengan tesis makalah. Potongan persuasif, sebaliknya, lebih sering mengangkat dan menghilangkan oposisi di awal, kemudian menghabiskan sebagian besar paragraf tubuh menekankan posisi penulis dengan contoh yang berbeda.
Cara kesimpulan yang disajikan juga sering berbeda. Sebuah esai argumentatif biasanya akan diakhiri dengan rekap semua fakta yang relevan dan pernyataan bahwa interpretasi penulis adalah yang benar. Penulis persuasif akan lebih sering menyimpulkan dengan meminta pembaca untuk berubah pikiran atau “bergabung dengan tujuan” yang disajikan dalam makalah.

Kemungkinan Tempat Tumpang Tindih
Esai argumentatif dan persuasif memiliki tujuan yang sama, yaitu meyakinkan pembaca bahwa pernyataan inti itu benar atau setidaknya beralasan. Perbedaan antara membuktikan suatu hal dan mengubah pikiran seseorang bisa sangat mendalam, tetapi dalam aspek-aspek tertentu — mengidentifikasi kritik, berhubungan dengan pembaca, dan menetapkan nada yang berwibawa, misalnya — mungkin ada kesamaan juga. Banyak tergantung pada penulis, topik, dan audiens yang dituju.