Tepung adalah bahan utama roti, yang secara teratur dikonsumsi oleh banyak orang di seluruh dunia. Dua jenis tepung yang paling umum adalah tepung terigu dan tepung terigu. Keduanya sangat mirip dalam banyak aspek fungsional dalam memanggang, itulah sebabnya mereka dapat dipertukarkan di sebagian besar resep. Namun, spelt dan tepung terigu berbeda dalam hal komposisi, jumlah nutrisi, rasa produk yang dihasilkan, dan cara pembuatannya.
Baik tepung spelt maupun tepung terigu mengandung gluten, sejenis protein yang membuat adonan menjadi kohesif dan dapat menjadi masalah bagi orang yang memiliki intoleransi gluten, kecuali jika jumlahnya cukup kecil agar tidak menimbulkan reaksi alergi. Kandungan protein tepung spelt lebih tinggi, meskipun kandungan glutennya rendah – cocok untuk orang yang tidak toleran terhadap gluten. Kandungan kalori tepung spelt kurang dari tepung terigu, membuat tepung spelt pilihan yang lebih disukai untuk orang yang sadar diet. Tepung terigu, di sisi lain, mengandung lebih banyak serat yang membuatnya lebih mudah dicerna. Gluten dalam tepung terigu lebih fleksibel dan dengan demikian mampu menahan adonan yang terlalu banyak, yang dapat memberikan tekstur kasar pada roti.
Kandungan vitamin dan mineral tepung spelt dan tepung terigu hampir sama, hanya sedikit perbedaan jumlah. Tepung spelt mengandung lebih banyak niasin, atau vitamin B3, yang membantu meningkatkan sirkulasi darah dan membuat kulit lebih sehat. Ini juga memiliki lebih banyak potasium, mineral yang meningkatkan fungsi sel yang tepat. Tepung terigu, di sisi lain, mengandung lebih banyak kalsium, mineral yang membantu menjaga tulang dan gigi yang kuat. Ini juga mengandung lebih banyak folat, vitamin yang membantu dalam produksi sel-sel baru.
Produk roti yang terbuat dari tepung spelt rasanya seperti kacang, yang sepertinya disukai banyak orang. Yang terbuat dari tepung terigu memiliki rasa yang agak bersahaja. Tepung terigu, bagaimanapun, lebih umum digunakan, terutama di Amerika Serikat, meskipun dieja juga diakui sebagai alternatif yang baik.
Kelembaban yang lebih sedikit diperlukan untuk membawa adonan tepung spel ke konsistensi yang tepat karena spelt lebih larut dalam air daripada tepung terigu. Tidak seperti tepung terigu, tepung spelt mengandung gluten yang mudah hancur, sehingga pembuat roti harus berhati-hati agar adonan tidak terlalu banyak diuleni. Sifat ini dapat menyebabkan adonan roti mengembang lebih lambat dan tidak setinggi yang terbuat dari tepung terigu. Dengan adanya perbedaan antara tepung terigu dan tepung terigu tersebut, maka pemilihan bahan baku pembuatan kue akan tergantung pada kebutuhan nutrisi dan selera konsumen.