Ada beberapa perbedaan signifikan antara inhaler chlorofluorocarbon (CFC) dan hydroflouroalkane (HFA) yang penting untuk diketahui oleh penderita asma dan orang-orang dengan kondisi paru-paru. Secara hukum, inhaler CFC akan dilarang di Amerika Serikat mulai 1 Januari 2009, sebagai bagian dari upaya keseluruhan untuk mengurangi jumlah CFC di atmosfer. Akibatnya, orang yang terbiasa dengan inhaler CFC akan terpaksa beralih ke inhaler HFA.
Kekhawatiran dengan inhaler CFC adalah bahwa CFC diketahui merusak lapisan ozon bumi. Pada akhir 1980-an, berbagai undang-undang disahkan untuk mengurangi produksi dan penggunaan CFC di seluruh dunia, dan pada tahun 2005, Food and Drug Administration (FDA) menetapkan tanggal batas untuk inhaler CFC, mendorong orang untuk beralih lebih awal. untuk membiasakan diri dengan inhaler baru dan untuk membantu lingkungan.
Baik CFC dan HFA digunakan dalam inhaler sebagai propelan, gas yang membantu menyebarkan obat ke saluran udara pengguna. Namun, inhaler HFA memiliki semprotan yang jauh lebih lembut daripada inhaler CFC tradisional, yang dapat menyebabkan orang berpikir bahwa inhaler mereka tidak berfungsi. Saat menggunakan inhaler HFA, diperlukan napas yang sangat panjang dan lambat, dan penting untuk menunggu 30 detik di antara embusan. Seorang dokter harus dapat mendemonstrasikan teknik untuk pasien yang tidak terbiasa dengan inhaler HFA.
Inhaler HFA memerlukan perawatan dan pembersihan khusus. Sebelum digunakan, mereka harus dipoles dengan beberapa semprotan, dan beberapa memerlukan priming setiap beberapa minggu atau lebih. Seorang apoteker harus dapat memberikan instruksi tentang berapa banyak semprotan priming yang diperlukan, dan seberapa sering inhaler perlu di-priming. Inhaler HFA juga perlu dicuci setiap minggu; untuk melakukannya, tabung obat harus dikeluarkan, dan air hangat harus dialirkan melalui corong, yang harus dibiarkan kering sepenuhnya sebelum memasang kembali inhaler.
Banyak konsumen memperhatikan bahwa inhaler HFA terasa dan terasa berbeda dari inhaler CFC, yang dapat mengganggu. Beberapa penderita asma juga khawatir tentang penggunaan etanol dalam produksi inhaler HFA, karena etanol biasanya dibuat dari jagung. Untuk orang dengan alergi jagung, sangat penting untuk memeriksa bahan yang digunakan dalam inhaler HFA, atau berbicara dengan dokter tentang pilihannya.
Inhaler HFA juga cenderung lebih mahal, meskipun upaya sedang dilakukan untuk menurunkan harganya. Untuk penderita asma dengan dana terbatas, beberapa perusahaan obat mensponsori sumbangan inhaler mereka, dan kantor dokter mungkin memiliki sampel yang dapat digunakan untuk membiasakan diri dengan inhaler baru. Pada akhirnya, beralih akan memiliki dampak lingkungan yang positif, ketika kita mempertimbangkan jutaan penderita asma yang tidak akan melepaskan CFC berbahaya ke udara.