Apa Perbedaan Antara Benzoil Peroksida dan Asam Salisilat?

Benzoil peroksida dan asam salisilat adalah preparat topikal yang digunakan untuk mengobati berbagai kondisi kulit, termasuk jerawat. Meskipun keduanya digunakan untuk alasan yang sama, cara kerjanya berbeda. Saat merawat jerawat, pilih satu produk yang mengandung benzoil peroksida, atau asam salisilat. Mencampur penggunaan beberapa produk dengan kedua bahan aktif meningkatkan risiko iritasi.

Obat yang dikenal sebagai Benzoil peroksida bekerja dengan membunuh bakteri penyebab jerawat. Ini dilakukan dengan bekerja baik sebagai antiseptik, membunuh bakteri secara langsung, dan sebagai oksigenator, membawa oksigen ke dalam pori-pori. Bakteri penyebab jerawat bersifat anaerob, artinya membutuhkan lingkungan bebas oksigen untuk hidup. Benzoil peroksida tidak memiliki efek residu, artinya penggunaan terus menerus diperlukan untuk menjaga kulit tetap bersih.

Sebaliknya, asam salisilat melembutkan keratin kulit. Ini mengendurkan sel-sel kulit yang menyumbat pori-pori. Asam salisilat juga memperlambat proses pengelupasan di dalam pori-pori, mengurangi penyumbatan di masa depan, dan menghancurkan komedo dan komedo putih yang ada.

Baik benzoil peroksida dan asam salisilat aman dan umumnya dapat ditoleransi dengan baik. Kedua bahan kimia, bagaimanapun, dapat menyebabkan iritasi kulit pada individu tertentu. Untuk mengurangi risiko iritasi, mulailah mengoleskan obat setiap tiga hari, secara bertahap tingkatkan frekuensinya jika tidak ada tanda-tanda iritasi. Jika timbul kemerahan, perih, atau iritasi, hentikan penggunaan sampai gejala hilang, lalu coba produk dengan bahan aktif yang berbeda.

Kemungkinan efek samping dari penggunaan benzoil peroksida termasuk melepuh, gatal, terbakar, pengerasan kulit dan pembengkakan pada area yang dirawat, serta ruam, pengelupasan, kulit kering, dan kehangatan di area yang terkena. Menelan benzoil peroksida dapat menyebabkan mual, muntah, dan sakit perut.

Selain kemungkinan iritasi kulit, efek samping penggunaan asam salisilat termasuk kulit hangat, merah dan kemerahan. Jika tertelan, asam salisilat dapat menyebabkan kebingungan, mual, diare, muntah, sakit kepala, pusing, kantuk, pernapasan cepat, dan telinga berdenging atau berdengung.

Baik benzoil peroksida dan asam salisilat terjangkau dan tersedia secara luas. Benzoil peroksida hanya digunakan sebagai pengobatan jerawat. Ini memiliki sifat pemutih dan dapat memutihkan pakaian atau seprai yang bersentuhan dengannya sebelum mengering. Di sisi lain, asam salisilat umumnya digunakan sebagai pengobatan kutil, dermatitis, psoriasis, dan kondisi kulit lainnya, selain untuk mengobati jerawat. Baik benzoil peroksida dan asam salisilat meningkatkan sensitivitas kulit, dan pengguna harus melindungi kulit mereka dengan tabir surya saat menggunakan produk.