Apa Perbedaan Antara Antibakteri dan Antimikroba?

Produk antibakteri cenderung mengurangi pertumbuhan bentuk bakteri yang lebih ringan, sedangkan produk antimikroba mencegah pertumbuhan bakteri yang lebih luas, termasuk jamur. Meskipun produk antibakteri dan antimikroba sama-sama lazim, sifat antimikroba lebih mungkin terlihat pada obat kuat yang diresepkan. Bahan kimia yang digunakan untuk mengurangi dan membunuh bakteri permukaan cenderung ditemukan dalam produk pencuci tangan dan produk wajah antibakteri yang dijual bebas. Tidak seperti produk antimikroba, mereka tidak mencegah pertumbuhan atau terjadinya bakteri.

Perbedaan utama antara bahan kimia antibakteri dan antimikroba adalah kemampuannya untuk mencegah perkembangan bakteri. Misalnya, sabun antibakteri biasanya membunuh jenis bakteri ringan hingga sedang yang dapat bersentuhan dengan permukaan kulit. Agen antimikroba, di sisi lain, telah terbukti mencegah penyebaran bakteri yang dapat hidup dan berkembang biak di dalam tubuh manusia. Beberapa jenis bakteri ini dapat berkontribusi pada perkembangan penyakit dan gangguan, seperti peradangan jerawat.

Produk antibakteri dan antimikroba dapat digunakan untuk melawan bakteri, meskipun produk tersebut cenderung dirancang untuk melawan strain bakteri yang berbeda. Bahan kimia antimikroba biasanya digunakan dalam pengembangan resep antibiotik, perawatan kemoterapi, dan larutan antijamur. Sebaliknya, salah satu kegunaan utama agen antibakteri adalah untuk mencegah penyebaran kuman yang dapat berkembang menjadi flu biasa atau menyebabkan infeksi kulit permukaan. Pemutih klorin adalah contoh produk yang mengandung sifat antibakteri dan sering digunakan untuk mengurangi jumlah bakteri permukaan yang ada di dapur dan kamar mandi.

Salah satu perbedaan penting antara produk antibakteri dan antimikroba adalah bahwa bahan kimia antimikroba cenderung mencegah penyebaran bakteri. Misalnya, bahan kimia antimikroba telah terbukti mencegah pertumbuhan jamur, yang cenderung berkembang biak dan menyebar dengan cepat. Sementara produk antibakteri dapat membunuh bakteri yang ada, mereka harus terus-menerus diterapkan kembali atau digunakan kembali untuk menghilangkan strain yang bertahan. Agen antimikroba cenderung tidak hanya membunuh bakteri yang ada, tetapi juga mencegah strain berkembang biak dan menyebar ke area lain.

Penggunaan berulang produk antibakteri dan antimikroba dapat menyebabkan seseorang menjadi resisten terhadap kemampuannya sendiri untuk melawan infeksi. Ini tampaknya lebih menjadi perhatian dengan jenis antibiotik tertentu yang digunakan untuk mengobati infeksi ringan hingga sedang. Resistensi juga bisa menjadi masalah dengan bahan kimia antibakteri ringan yang digunakan dalam cuci muka dan tangan yang dijual bebas. Beberapa jenis bahan kimia antimikroba, seperti penisilin, telah mampu menahan kemampuan bakteri untuk mengembangkan strain resisten.