Apa Perbedaan antara Analogi dan Simile?

Sementara analogi dan simile keduanya merupakan perbandingan dari dua hal yang tampaknya tidak berhubungan, mereka tidak sama. Simile adalah kiasan, sedangkan analogi adalah jenis argumen; perumpamaan juga merupakan jenis metafora, sedangkan analogi tidak. Secara umum, analogi lebih kompleks daripada perumpamaan. Perbedaan utama lainnya antara keduanya adalah bahwa perumpamaan dalam bahasa Inggris menggunakan “sebagai” atau “suka” untuk membuat perbandingan mereka.

Sebuah perumpamaan biasanya terstruktur dalam salah satu dari dua cara. Majas dapat menggunakan kata “suka” untuk membandingkan dua item. Contoh penggunaan “suka” adalah, “Rambutnya bersinar seperti matahari.” Rambut dan matahari biasanya tidak dianggap sama, tetapi perumpamaan itu menggambarkan mereka bersinar dengan cara yang sama. Contoh perumpamaan yang menggunakan “as” adalah, “Giginya seputih awan.” Dalam perumpamaan itu, gigi pria dibandingkan dengan warna awan.

Analogi digunakan untuk membuat hubungan antara dua objek atau ide untuk lebih menjelaskan objek pertama. Misalnya, analogi singkatnya adalah, “Kopi adalah kafein seperti bir dengan alkohol.” Kopi dan bir keduanya minuman, dan kafein dan alkohol adalah obat yang dikandungnya. Dalam beberapa kasus, mungkin sulit untuk menentukan hubungan antara dua item.

Perbedaan utama lainnya antara analogi dan simile adalah bahwa simile adalah jenis metafora. Sebuah metafora membandingkan satu hal dengan yang lain dengan menyatakan bahwa hal pertama sama dengan yang kedua. “Rambutnya adalah matahari,” adalah metafora, sementara perumpamaan hanya menyatakan bahwa rambutnya bersinar seperti matahari.

Analogi dan simile juga berbeda karena analogi bisa jauh lebih kompleks daripada simile. Seorang penulis dapat menyusun keseluruhan cerita sebagai analogi, sedangkan simile hanyalah bahasa yang digunakan penulis saat menyusun cerita atau karya tulis lainnya. Sebuah analogi bisa lebih sulit untuk dibedakan daripada sebuah perumpamaan, karena tidak memiliki “suka” atau “sebagai” yang diperlukan.

Analogi dan simile lebih jauh berbeda karena analogi dapat digunakan untuk meyakinkan seseorang tentang sesuatu. Seseorang dapat membandingkan dua item ketika membuat argumen untuk membuktikan maksudnya. Dalam beberapa kasus, hubungan antara dua item bisa sangat tipis, menghasilkan analogi yang lemah. Misalnya, seseorang mungkin mencoba untuk berargumen bahwa makan es krim sama dengan minum susu, karena keduanya adalah produk susu. Analogi ini mengabaikan fakta bahwa es krim lebih tinggi lemak dan mengandung lebih banyak gula daripada susu.