Apa Peran Wacana dalam Linguistik?

Wacana pada umumnya adalah segala bentuk komunikasi verbal, baik lisan maupun tulisan. Peran wacana dalam linguistik adalah untuk menyediakan tubuh teks untuk berbagai jenis analisis. Ini mungkin termasuk penelitian tata bahasa, sosiolinguistik, psikolinguistik dan analisis wacana.

Linguistik korpus adalah area di mana wacana paling sering digunakan dalam linguistik. Kata corpus berarti “tubuh”, jadi corpus linguistik adalah kumpulan teks atau ucapan yang terjadi di dunia nyata. Sementara banyak penelitian linguistik dapat dilakukan pada teks yang dibuat untuk tujuan penelitian linguistik, seperti kebanyakan penelitian yang berkaitan dengan bahasa yang dihasilkan komputer, linguistik korpus bergantung secara eksklusif pada bahasa yang muncul secara alami. Wacana dari berbagai jenis dapat menyediakan bahasa untuk jenis penelitian ini, yang mungkin berusaha untuk menganalisis, misalnya, tingkat kompetensi di antara pembelajar bahasa.

Peneliti mungkin menggunakan wacana dalam penelitian linguistik yang berkaitan dengan sosiologi dan psikologi. Misalnya, penelitian sosiolinguistik menunjukkan bahwa rata-rata, wanita menggunakan lebih banyak kata ganti daripada pria. Penggunaan kata ganti juga dapat digunakan sebagai prediktor kepribadian dan kesehatan emosional seseorang. Orang yang sehat secara emosional, misalnya, cenderung lebih sering menggunakan kata ganti jamak seperti “kami” atau “mereka” daripada mereka menggunakan kata ganti tunggal seperti “saya” atau “saya”. Kesimpulan ini dicapai dengan mempelajari sampel wacana.

Filsuf Prancis Michel Foucault menggunakan istilah “wacana” untuk merujuk pada hubungan komunikasi dalam struktur kekuasaan dunia nyata. Foucault lebih merupakan ahli teori sosial daripada ahli bahasa; namun demikian, teorinya tentang pragmatik, atau bagaimana bahasa menyampaikan makna, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap cara pandang banyak akademisi terhadap wacana. Sebagaimana Foucault menggunakan istilah tersebut, peran wacana dalam linguistik adalah untuk menetapkan makna dunia nyata dari pernyataan. Dia berpendapat bahwa wacana mengunci orang ke dalam mode pemikiran dan tindakan tertentu.

Mengikuti jejak Foucault, berbagai disiplin ilmu lain telah meneliti wacana dalam linguistik serta bidang lainnya. Ahli teori feminis, misalnya, dapat menganalisis hubungan antara hubungan gender dan cara orang berbicara tentang gender. Jenis analisis ini umumnya tidak menggunakan metode penelitian ilmiah yang sangat terstruktur yang digunakan dalam linguistik arus utama, tetapi dapat menggunakan kesimpulan penelitian linguistik dalam analisis mereka terhadap teks lain, termasuk literatur.