Semantik dalam bahasa menentukan hubungan antara penanda dan apa yang mereka tandai. Meskipun gambar dan bahasa tubuh dapat dimasukkan sebagai penanda dalam studi semantik yang lebih luas, semantik linguistik secara ketat berurusan dengan kata-kata dan artinya. Semantik adalah subbidang linguistik yang mengkhususkan diri dalam studi makna.
Bagi siswa semantik dalam bahasa, penanda memiliki beberapa tingkat makna. Tingkatan yang paling sederhana, juga dikenal sebagai urutan penandaan pertama, adalah denotasi sebuah kata. Denotasi mengacu pada pemahaman literal yang ketat, dan objek yang dirujuk dikenal sebagai denotata. Misalnya, frase kata benda “beruang coklat” menandakan mamalia besar omnivora yang dikenal secara ilmiah sebagai ursus arctos.
Berbagai makna budaya atau emosional yang melekat pada sebuah kata memberikan satu atau lebih tingkat makna yang lebih dalam. Makna subjektif ini dikenal sebagai konotasi. Misalnya, seorang pekemah mungkin mendengar “beruang coklat” dengan konotasi ketakutan dan kepanikan. Di sisi lain, “beruang coklat” bisa berarti persahabatan, kenyamanan, dan keamanan bagi seorang anak yang bermain dan tidur dengan boneka binatang.
Bidang semantik formal, atau semantik teoretis model, dipelopori oleh filsuf dan matematikawan Richard Montague pada pertengahan abad kedua puluh. Montague menunjukkan bagaimana semua kalimat dapat dipecah menjadi subjek dan predikat. Bagian-bagian ini dapat dibandingkan dengan konsep-konsep matematika, khususnya yang ada dalam cabang matematika yang disebut kalkuli lambda yang diketik, untuk mengevaluasi maknanya. Teori ini juga dikenal sebagai tata bahasa Montague.
Meskipun teori semantik Montague dalam bahasa adalah salah satu yang pertama dan paling umum diterima, berbagai filsuf telah menciptakan sistem lain. Misalnya, teori semantik kebenaran bersyarat dikembangkan oleh Donald Davidson tak lama setelah Montague menerbitkan karyanya tentang semantik formal. Semantik kebenaran-kondisional mengevaluasi kebenaran sebuah kalimat dengan melihat contoh-contoh dunia nyata yang spesifik. Teori lain termasuk semantik konseptual, leksikal, dan komputasi.
Mereka yang bukan ahli linguistik masih dapat melihat pengaruh semantik dalam bahasa dalam bentuk perselisihan semantik. Perselisihan semantik adalah ketidaksepakatan tentang arti sebuah kata. Pasangan mungkin berdebat tentang pembelian tetapi sebenarnya berdebat tentang definisi murah, mahal, atau masuk akal. Perselisihan semantik dapat berkisar dari konyol hingga signifikan secara nasional. Banyak kasus pengadilan telah diadili berdasarkan makna frasa hukum, seperti “hukuman yang kejam dan tidak biasa” dan “terpisah tetapi setara.”