Apa Peran Sakit?

Dalam sosiologi, “peran sakit” adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan perilaku sosial yang ditunjukkan baik oleh orang yang sakit maupun orang-orang di sekitarnya. Istilah ini diciptakan oleh peneliti Talcott Parsons pada awal 1950-an. Sejak itu, sejumlah orang telah membangun karya Parsons untuk mengeksplorasi peran yang dimainkan dalam masyarakat oleh orang-orang yang sakit serta pengalaman orang-orang yang sakit.

Parsons memandang masyarakat sebagai sistem yang menekankan struktur dan keteraturan untuk fungsionalitas. Orang yang sakit merusak struktur masyarakat karena tidak dipandang sebagai kontributor positif. Tidak seperti jenis penyimpangan lain yang berkontribusi pada penurunan tatanan sosial, bagaimanapun, orang sakit mungkin tidak selalu ingin berada di posisi mereka, dan posisi mereka, menurut Parsons, umumnya bukan kesalahan mereka. Ini menciptakan kebutuhan akan struktur sosial dan perilaku yang mengakomodasi “penyimpangan yang dibenarkan” dari orang sakit.

Teori peran sakit menyatakan bahwa orang yang sakit tunduk pada norma-norma sosial yang menyatakan bahwa mereka memiliki hak dan kewajiban yang harus mereka penuhi. Dalam ranah hak, orang sakit diperbolehkan menahan diri untuk tidak berpartisipasi dalam acara, pekerjaan, kegiatan sosial, dan aspek masyarakat lainnya karena penyakitnya. Selain itu, Parsons percaya bahwa, secara umum, masyarakat tidak menganggap orang bertanggung jawab secara pribadi karena sakit.

Akan tetapi, sakit juga disertai dengan kewajiban. Orang yang sakit diharapkan menjadi lebih baik dan juga bekerja untuk menjadi lebih baik dengan pergi ke dokter, mematuhi aturan pengobatan, dan bekerja sama dengan rencana perawatan.
Keyakinan sosial tentang penyakit dan orang yang sakit ini dapat dimainkan dengan cara yang menarik. Misalnya, kadang-kadang orang dianggap bertanggung jawab atas kondisi kesehatan mereka dan, karena mereka melanggar peran sakit dengan bertanggung jawab secara pribadi, mereka dapat dikucilkan. Hal ini terlihat, misalnya, pada penderita kanker paru-paru, yang seringkali dianggap mengidap penyakit itu karena merokok. Demikian juga, orang yang tidak bekerja sama dengan rencana perawatan dapat dikritik karena gagal memenuhi tugas mereka untuk menjadi lebih baik.

Menjadi sakit, pada kenyataannya, datang dengan tanggung jawab dan beban sosial yang penuh. Peran sakit juga dapat terlibat dalam persepsi sosial tentang disabilitas dan penyandang disabilitas. Misalnya, banyak orang percaya bahwa orang dengan penyakit mental harus mematuhi obat yang diresepkan untuk menjadi anggota fungsional masyarakat atau berhak menerima manfaat, sebuah ilustrasi tentang bagaimana persepsi peran ini memengaruhi cara orang memandang anggota masyarakat lainnya.